Mohon tunggu...
Anggi Gayatri
Anggi Gayatri Mohon Tunggu... -

Mage User yang sering berkeliaran menjelajahi hutan liar imajinasinya hanya untuk menemukan sulur-sulur ajaib yang mampu menghasilkan ide-ide horor kualitas murni untuk menakuti pembaca! Contact Info : anggigayatri6@gmail.com WA +62823-6193-0449 TELP. 083183947545

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Meluluhkan Hati Si Salju Panas di Pedalaman Sumatera"

22 November 2018   13:28 Diperbarui: 22 November 2018   14:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lama Guntur menunggu sampai sebuah suara membangunkannya. "Dek, dek, ngapain kamu tidur didekat jalan ini? Tanya seseorang berseragam polisi. Di tag-namenya tertulis BRIPTU SASONGKO. "Saya tadi nggak tidur Pak, jawabnya. " Saya tadi nunggu kawan, motor astreanya mogok, dia belum datang juga, lanjut Guntur. "Mana ada motor astrea dari tadi disamping kamu, orang-orang sini tadi melapor katanya kamu orang gila baru, jalan sambil ngangkang dan bicara sendiri, kata Briptu Sasongko. Deg! "Apalagi ini.. pikir Guntur dalam hati. Guntur pun menceritakan semuanya pada Briptu Sasongko, secara detail! Melalui alur bolak-balik yang dialaminya. 

"Dua hari yang lalu memang terdapat kasus kecelakaan tewasnya dua orang pemuda yang diduga melakukan pungutan liar di daerah Dolok Merawan. "Mayat mereka ditemukan terserempet truk dan motor astreanya hancur. "Tapi sudah dikebumikan, nggak mungkin gangguin kamu lagi kan? Tanya Briptu Sasongko. "Dua hari yang lewat? Tanya Guntur balik terkejut. "Tadi pagi saya dan teman-teman barusan dipalak dan udah lapor ke polisi Pak! Dan.. telur-telur busuk itu.. serta penganiayaan terhadap saya.. Argh.. Guntur memegang kepalanya yang bocor sedikit. 

Entah kenapa baru sekarang dia sadar dan merasakan sakitnya. "Kepala saya masih berdarah Pak.. Guntur mencoba meyakinkan Briptu Sasongko bahwa pernyataannya tidak palsu. Briptu Sasongko terbelalak menyaksikan cucuran darah yang mengalir dari kepala Guntur. Dalam hati dia menyadari anak itu tidak main-main. Guntur pun disuruh membuat laporan dan divisum.

 Setelah divisum, Briptu Sasongko pun akhirnya mengambil langkah penyelidikan bersama dengan membawa Guntur ke lokasi kejadian dia diikat di kandang kambing. Terlihat memang tali rami yang digunakan sebagai barang bukti untuk mengikat Guntur dan bercak darah di sekitar lantai papan. Selanjutnya Briptu Sasongko menyamar sebagai wisatawan yang datang membeli telur ke kedai Boru Silaen, Guntur tidak diperbolehkan menampakkan diri, dia menunggu di kantor polisi. 

Dia membeli lima butir telur sekaligus untuk diperiksa kandungannya di lab. Dari hasil lab dinyatakan bahawa ternyata telur-telur yang dijual oleh kedai Boru Silaen adalah telur yang memang sengaja dibusukkan untuk meraup untung dengan tipu daya Pak Bernat. Boru Silaen sudah mempersiapkan stok telur hampir busuk di lemari es rumahnya. Semua telur dicuci terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke lemari es, sehingga pori-pori telur akan terbuka lebar memancing bakteri Salmonella untuk masuk dan mencemari telur. Hal itulah yang sebenarnya mengakibatkan Andre kehilangan kesadaran akibat masalah pencernaan dari memakan telur yang belum benar-benar matang tadi.

AKHIR PERJALANAN

                   Kasus penipuan yang dilakukan oleh Pak Bernat dan isterinya Boru Silaen pun terungkap. Anton dan Lian sebagai tersangka kasus pemukulan terhadap Guntur sudah diamankan terlebih dahulu. Keluarga Pak Bernat akan diproses oleh hukum, sementara Anin, Rama, Wulan, dan Andre tidak jadi membayar sepeserpun kepada Pak Bernat. Mereka tidak dapat pulang hari itu juga karena kelelahan. Mau tidak mau mereka pun menumpang disalah satu rumah penduduk atas saran Briptu Sasongko. "Nggak nyangka banget aku kok ada ya sekeluarga tega banget nyakitin orang-orang pendatang kayak kita, ujar Wulan. "Iya, jahat banget, nampak banget kan sifat aslinya orang-orang yang tinggal di pedalaman? Gerutu Anin. "Jangan ngomong gitu Nin, kamu nggak tahu kan kalau orang pedalamanlah yang udah bantuin kita, sambung Guntur serius. "Kamu ngelantur ya Tur? Udah jelas-jelas nyawa kamu hampir bahaya gara-gara anaknya Pak Bernat itu! Anin menempelkan tangannya ke kening Guntur, mencoba mengecek keadaannya. Rama yang melihatnya merasa sedikit cemburu. "Nih, diminum, kata Anin sambil mengulurkan tablet paracetamol dari dalam tasnya. Guntur hanya memandangi obat itu. Anin mengambilkan air dan memasukkan tablet tersebut kemulutnya, dia tidak tahan melihat temannya itu menderita. Anin merasa Guntur seperti diawang-awang karena kejadian berat yang dilaluinya hari ini. Briptu Sasongko telah menceritakan semuanya kepada mereka. Rama yang memperhatikan cara Anin memperlakukan Guntur dari tadi akhirnya tidak tahan lagi. "Nin, minta obat juga dong, kepalaku tiba-tiba pusing nih, pinta Rama. "Nih, ucap Anin sambil menyerahkan satu tablet bodrex. "Nggak dicek dulu nih, sakit apa? Tanya Rama. Anin masih tidak peka. "Kamu tadi bilang kan pusing sakit kepala, ya itu obatnya loh Ram, jawab Anin. "Beda banget ya, cara kamu merawat pacar sama mantan, ungkap Rama ketus. "Ohh.. jadi kamu cemburu nih? Tanya Anin tersenyum. "Nggak, aku kesal aja lihat kamu segitu takutnya kehilangan Guntur, jawab Rama. "Ehm.. Sweet banget sih kamu kayak teddybear, jadi pengen peluk.. kata Anin. "Apaan sih Nin, rumah orang nih, balas Rama. "Becanda loh sayang, ujar Anin tersenyum kecil. Rama yang melihat senyum termanis pacarnya itu pun seketika mencair. Dia tidak marah lagi. Malam itu mereka lewatkan dengan tertidur pulas.

ESOK YANG TIDAK PERNAH ADA

                    Esoknya kelima sekawan itu berpamitan pulang kepada pemilik rumah. Mereka berangkat pagi-pagi sekali. "Kamu bisa bawa motornya Tur? Tanya Rama. "Menghadapi cinta kalian aja aku bisa, apalagi cuma motor, kata Guntur yakin. "Yaudah kita pelan-pelan aja, nggak ada yang mau diburu juga, ujar Wulan. Anin sebenarnya masih mengkhawatirkan kondisi Guntur. Dia merasa sangat ingin melindunginya saat ini, tapi Rama tidak akan mengerti, pikirnya. Dan benar saja, apa yang ditakutkan Anin terjadi. Ditengah perjalanan pulang Guntur tiba-tiba saja berbalik arah dengan kecepatan sangat tinggi dan mengarahkan motornya menuju jurang! Gunturrr!!! Teriak Anin.

                   "Kamu masih mau dengar lanjutan ceritaku? Rayu sosok putih yang mengambang di atas salju panas. "Iya, jawab Guntur dengan penuh semangat. "Kemarilah, kamu sudah tahu sedikit banyaknya sifat-sifatku, kan? "Aku tidak suka perempuan itu, dia terlalu memperhatikanmu, makanya aku membawamu kesini lagi. "Aku mengerti, sambung Guntur. "Aku harap tidak ada yang tertarik lagi untuk mengunjungimu, hanya aku dan kita disini, selamanya, ungkap Guntur. "Baiklah, sebaiknya kututup saja cerita ini, tidak akan ada yang terpancing kesini dan kau tidak akan cemburu, ujar sosok tersebut.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun