Mohon tunggu...
Anggela Krisna
Anggela Krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teori Belajar Batch 46

IGA Ayu Anggela Heni Krisnayanti, (01669200066), Batch 46, Teknologi Pendidikan, UPH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Teori Taksonomi Bloom dapat Diterapkan pada Tingkat Pendidikan TK?

22 Oktober 2021   10:54 Diperbarui: 22 Oktober 2021   10:59 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Pencapaian kesuksesan peserta didik dalam pembelajaran dikelas, bergantung pada hasil tujuan akhir pembelajaran yang disusun oleh guru pamong atau guru mata pelajaran masing-masing siswa dikelas. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut siswa harus melalui beberapa tahap yang disusun sedemikian rupa dalam rencana pembelajaran. Salah satu ahli yang terkenal dengan teori pembelajaran yang saat ini digunakan di Indonesia sebagai pendukung dalam pencapaian tujuan belajar adalah teori Benjamin Bloom, dengan Piramida Taksonomi Bloom. Lahir pada tahun 1913, merupakan seorang psikolog dalam bidang Pendidikan yang meneliti kemampuan berfikir dalam proses pembelajaran. Piramida Taksonomi Bloom ini lahir karena, pada tahun 1950 bloom banyak melihat fenomena disekolah-sekolah yang beliau observasi, memiliki system evaluasi yang disusun oleh guru dikelas hanya sampai mengukur tingkat hapalan siswa. Hapalan masuk kedalam Lower Order Thinking skill, dan masih banyak kemampuan yang sebenarnya dapat digali dari siswa untuk memaksimalkan kemampuan mereka. Tahun 1956 Blomm dkk, mengenalkan piramida taksonomi bloom pertama kalinya, memiliki 6 tingkatan/ hirerarki untuk mengidentifikasi skill, dari tingkat rendah (C1-C3) sampai pada tingkat yang paling tinggi (C4-C6). Untuk mencapai tingkat paling atas dalam piramida taksonomi bloom siswa harus melewati level lebih rendah terlebih dahulu. Taksonomi bloom ini memiliki 3 ranah besar, pertama kognitif; kemampuan dan berfikir, kedua afektif terkait dengan emosi, minat, sikap, dan ketiga psikomotorik menekan pada keterampilan motoric dan fisik.

     Pada domain kognitif Bloom menjelaskan 6 tingkatan berfikir yang harus dikuasai oleh siswa untuk mencapai sebuah tujuan akhir dari piramida bloom. 6 tingkatannya sebagai berikut;
1.Pengetahuan: kemampuan menyebutkan/menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
2.Pemahaman: kemampuan memahami materi dan menginterpretasikan dengan kata-kata sendiri
3.Penerapan: kemampuan menggunakan konsep/ materi yang telah diterima kedalam situasi baru
4.Analisa: kemampuan menganalisa sebuah konsep kedalam pemahaman yang lebih luas.
5.Sintesa: kemampuan merangkai dan menyusun kembali komponen dalam rangka menciptakan pemahaman baru
6.Evaluasi: kemampuan menilai/ mengevaluasi sesuai dengan peraturan yang diberikan.

     Pada penerapannya taksonomi bloom di kelas, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan selama masa penggunaannya.

     Kelebihan pada penggunaan taksonomi bloom; yang pertama dengan menggunakan taksonomi bloom peserta didik terfokus pada penggunaan skill atau kemampuan yang dimiliki, dari pada penghafalan materi. Kedua dengan menggunakan taksonomi bloom dalam pembelajaran guru dapat menentukan tujuan pembelajaran dengan baik, aktivitas yang dibutuhkan oleh siswa dikelas, dan pengendalian proses evaluasi peserta didik dengan baik, ketiga dengan menggunakan taksonomi bloom dapat dilakukan di lintas jurusan apa saja tidak terpatok pada 1mata pelajaran saja, keempat dapat meningkatkan berfikir tingkat tinggi pada siswa sehingga dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari, kelima, taksonomi bloom ini sangat fleksibel dapat digunakan di berbagai jenjang tingkat Pendidikan.

     Dimana ada kelebihan disana ada kekurangan, penggunaan piramida taksonomi bloom juga memiliki kekurangan; pertama dengan adanya klasifikasi dalam piramida taksonomi anatar LOT dan HOT,menyebabkan pengajar cenderung menekan siswa untuk bisa melakukan HOT saja, kedua tidak konsisten sifat dari piramida taksonomi bloom. Selain kekurangan yang dirasakan siswa dan guru, piramida taksonomi mendapatkan beberapa kritikan dari berbagai ahli: yang pertama banyak yang mengkritik terkait urutan yang disusun dalam piramida, banyak yang menilai bahwa kegiatan belajar itu dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung dari kebutuhan siswa dikelas, kritikan yang kedua yaitu pada tahap C4-C6 banyak yang mengkritisi bawasannya posisi mereka itu sama sifatnya dan tidak perlu dibuat piramida terpisah, dan dapat disejajarkan posisinya.

     Berangkat dari kekurangan dan kritikan yang dilayangkan kepada piramida taksonomi bloom, cukup dikenal dan digunakan sampai pada tahun 1994. 16 tahun setelah pertama kali dipublikasikan, salah satu murid dari Benjamin Bloom, Lorin Anderson, dkk melakukan revisi terhadap taksonomi bloom, agar sesuai dengan perkembangan zaman, dan sesuai dengan perkembangan pembelajaran siswa yang sekarang dikenal dengan "Revisi Taksonomi Bloom". Ada 2 perubahan besar yang dilakukan oleh Anderson terhadap piramida taksonomi bloom, yang pertama penggunaan taksonomi bloom berfokus pada aplikasi: penyusunan kurikulum, instruksi pembelajaran dan assessment atau penilaian, yang kedua berfokus pada perubahan termoninologi dari piramida taksonomi seperti perubahan kata benda menjadi kata kerja, dan perubahan letak C5 dan C6. Dimana C5 yang berawal kata benda sintesa dinaikkan ke C6 dengan perubahan Menciptakan, dan C6 kata dasar evaluasi diturunkan pada revisi taksonomi bloom menjadi C5 Mengevaluasi/ menilai.

     Penggunaan Teori Bloom Taksonomi sangat fleksibel, tidak hanya dapat  digunakan di lintas jurusan atau berbagai mata pelajaran, namun dapat digunakan di berbagai tingkat/ jenjang Pendidikan. Salah satu contoh saya pernah menggunakan teori bloom taksonomi pada pembelajaran anak TK 0 kecil. Saya menggunakan seluruh tingkatan bloom, C1- C6 dalam kurun waktu 4 kali pertemuan dengan total pertemuan 8 jam pelajaran. Tujuan pembelajaran yang saya ambil adalah siswa dapat membuat bangun ruang 3 Dimensi menggunakan plastisin dengan kerja kelompok. C1 dan C2 saya focus di hari 1 dengan focus pembelajaran siswa dapat mengingat dan memahami macam-macam bangun ruang, C3 dan C4 saya berikan di minggu berikutnya dengan focus pembelajaran siswa dapat menunjukkan dan dapat menganalisis bangun ruang yang disediakan guru, C5 saya berikan di minggu ke 3, dengan focus pembelajaran siswa dalam memproyeksikan bangun ruang yang ada di dalam kelas, minggu ke empat saya hanya fokuskan ke C6, yaitu focus pembelajaran siswa membuat bangun ruang dari plastisin secara berkelompok. Selama pembelajaran berlangsung selama 4 minggu, saya sebagai guru mampu bekerjasama dengan siswa, menerapkan ke 6 tahap taksonomi bloom dengan baik, walaupun di dalam proses pembelajaran ada tingkah laku siswa yang membuat pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan rpp yang disusun, namun peran guru disini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan akhir yang sudah disusun. Sehingga tujuan pembelajaran awal yang sudah saya rancang dapat dicapai siswa dengan baik.  Jika pada kurikulum 2013 sudah memfokuskan pada students learned centered, namun untuk tingkat TK 0 kecil, disini peran guru (teacher centered) masih dapat digunakan, karena siswa masih sangat membutuhkan pendampingan dalam pembelajaran. Siswa masih cenderung memiliki banyak focus lain selain mengikuti pembelajaran, jadi peran guru disini selain sebagai pendamping juga harus memiliki kemampuan memotivasi siswa dan merancang pembelajaran yang menarik sehingga focus siswa TK pada pembelajaran dapat berjalan dengan baik sampai akhir.  

     Kesimpulan Teori Belajar Taksonomi Bloom merupakan salah satu teori yang sampai saat ini digunakan di Indonesia, karena teorinya sesuai dengan kebutuhan perkembangan Pendidikan di Indonesia khususnya untuk Kurikulum 2013. Taksonomi Bloom ini sangat fleksibel penggunaannya, tidak hanya dapat digunakan untuk jenjang SD-SMA, namun tingkat TK juga dapat menggunakan teori taksonomi bloom dalam proses pembelajarannya. Dengan menggunakan taksonomi bloom, siswa ini dapat meningkatkan kreativitas, berfikir kritis, mandiri. Untuk dapat mencapai tingkat akhir (C6) dalam hirerarki taksonomi bloom, siswa harus melalui tahap bawah terlebih dahulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun