Mohon tunggu...
Aang Panjaitan
Aang Panjaitan Mohon Tunggu... Lainnya - Chemical Engineering Student w/ Positive Metalcore Attitude

Yuk ikut kontribusi menambah angkat minat baca dan DM Instagram @aangpanjaitan kalimat apa yang terakhir kamu baca pada tiap postingan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

'The Seven Sisters' Elite Global Riil Versi Migas Tempoe Doeloe

5 Juni 2020   19:48 Diperbarui: 6 Juni 2020   11:39 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Seven Sisters Era Abad ke-20

Belakangan ini marak terdengar istilah "Elite Global" yang mengaitkan dengan adanya campur tangan kaum elite terhadap pandemi COVID-19. Isu ini masih sebatas teori belaka belum dapat dipastikan secara pasti. Akan tetapi siapa yang menyangka bahwa istilah kaum elite memang benar ada dan pernah mengatur bisnis secara kartel. Kaum elite ini dikenal dengan "The Seven Sisters". Elite versi dunia migas pada abad ke-19 ( predikat ini mungkin familiar untuk sebagian pembaca ). Hingga saat ini perusahaan tersebut masih eksis dan perlu dicatat ini terjadi pada tempoe doeloe.

The 2nd Wealthiest Man Ever Lived

Semua ini dimulai dengan John D. Rockefeller, pria berkebangsaan Amerika yang digadang menjadi Orang Terkaya Nomor 2 Sepanjang Sejarah dari hasil yang ia lakukan dengan berinvestasi di bisnis minyak sejak tahun 1860 ketika  berusia 21 tahun dengan membangun perusahaan upstream dan downstream minyak Standard Oil pada tahun 1870. Kekuasaannya di Amerika Serikat sangatlah besar dibuktikan dengan mampu menguasai 90% produksi minyak AS dalam kurun waktu 20 tahun semenjak awal diberdirikan. Besarnya kekuasaan Rockefeller disoroti berbagai pihak hingga mulai politisi, pembisnis, dan pemerintahan. 

John D. Rockefeller
John D. Rockefeller

Pada tahun 1911 Mahkamah Agung Amerika Serikat menyatakan Standard Oil bersalah dikarenakan melakukan monopoli bisnis. Hal ini berujung pada divestasi perusahaan Standard Oil.  Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Bukannya rugi, ternyata divestasi ini justru membuat  Rockefeller semakin untung karena dia masih tetap mempertahankan kepemilikannya dari divestasi Standard Oil. Divestasi perusahaan ini yang nantinya berkembang menjadi MNC (Multinational Companies) yang kita kenal hingga sekarang. Di akhir hayatnya ( 1937 ) besarnya kekayaan John D. Rockefeller ditafsir mencapai US$ 340 miliar rupiah hampir 3 kali lipat dari orang terkaya dunia saat ini. Imagine you got money and oil, perhaps you could ruled the world.

Sementara di Eropa, terdapat keluarga Rothschild yang mengembangkan bisnis miyak yang besar. Salah satu tokoh keluarga ini adalah Marcus Samuel yang kemudian mendirikan perusahaan Shell di tahun 1897 dan melakukan merger dengan Royal Dutch menjadi Royal Dutch Shell

The Seven Sisters

The Seven Sisters merupakan 7 perusahaan besar yang mendominasi supply minyak dunia pada era abad ke-20 dan kepemilikan perusahaan tersebut adalah individu bukan negara. Anggota The Seven Sisters:

1. Standard Oil of New Jersey, Amerika Serikat (dikenal sebagai Esso atau Exxo)

2. Standard Oil of New York, Amerika Serikat ( dikenal sebagai Socony atau Mobil)

3. Standard Oil of California, Amerika Serikat  (SoCal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun