Mohon tunggu...
Angga Munandar
Angga Munandar Mohon Tunggu... Advokat

Profession as an Advocate, has a passion for political developments, Education, health and most importantly cryptocurrencies which are currently and continue to develop

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Subsidi Energi Dikurangi, Rakyat Terbebani atau Negara Selamat? Analisis Mendalam Dampak Kebijakan Terbaru Pemerintah

4 Februari 2025   11:35 Diperbarui: 4 Februari 2025   11:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gas Elpiji/Ikhlasul Amal/Flickr

Ibu Siti, seorang pedagang gorengan di pinggir jalan Jakarta, tiba-tiba harus menaikkan harga jualannya karena gas elpiji 3 kg langka dan harganya melambung. Di sisi lain, pemerintah bersikeras kebijakan pengurangan subsidi ini demi 'menyelamatkan anggaran negara'. Di tengah gejolak harga kebutuhan pokok, siapa yang sebenarnya menanggung beban terbesar?  

  • Kebijakan Subsidi Energi: Antara Niat Baik dan Dampak Tak Terduga

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan pengetatan subsidi energi untuk menghemat anggaran hingga Rp100 triliun. Tujuannya mulia: memastikan subsidi tepat sasaran, mengurangi kebocoran, dan mengalokasikan dana untuk program sosial. Namun, di lapangan, kebijakan ini seperti pisau bermata dua.  

Fakta Menarik:  

 Data Kementerian ESDM menunjukkan 70% subsidi BBM dinikmati oleh kelompok menengah atas, bukan masyarakat miskin. Tapi, ketika subsidi dipangkas, justru kelompok rentan yang paling merasakan dampaknya.  

  • Dampak Langsung ke Masyarakat: Dari Dapur Hingga Kantong

a. Harga Kebutuhan Pokok Melonjak  

Subsidi energi selama ini menjadi "penyangga" harga barang dan jasa. Ketika harga BBM atau gas naik, biaya logistik ikut meroket. Contoh nyata: harga minyak goreng naik 30% dalam sebulan setelah kebijakan direvisi.  

b. UMKM Terancam Gulung Tikar 

Pelaku usaha kecil seperti warung makan, penjaja gorengan, dan pengrajin mengeluh biaya produksi membengkak. "Dulu sehari pakai 1 tabung gas 3 kg, sekarang harus hemat jadi 2 hari sekali. Tapi pelanggan protes karena gorengan kurang renyah," keluh Bu Siti, pedagang di Bekasi.  

c. Kelas Menengah Terjepit

Kebijakan tarif listrik progresif membuat keluarga dengan konsumsi di atas 900 VA kena tarif lebih tinggi. Padahal, di kota besar, AC dan perangkat elektronik adalah kebutuhan primer.  

  • Kontroversi Data Targeting: Benarkah Subsidi Sudah Tepat Sasaran? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun