Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Financial

Memanfaatkan Fitur Paylater Setiap Saat, Bijakkah?

1 Juli 2022   23:19 Diperbarui: 2 Juli 2022   01:54 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : cobnpl.jpg (1200900) (indiatimes.com) 

"Belinya sekarang, bayarnya nanti aja..." 

"Dapatkan barang impianmu saat ini juga, bayarnya belakangan..."

 

Pernahkah kalian mendengar slogan di atas? Tentu slogan itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dengan memanfaatkan paylater maka pelanggan tidak perlu cemas untuk membeli barang impiannya di kemudian hari. Tapi yang menjadi masalah apakah hal seperti itu bijak? Akankah kita selamanya menggunakan fitur tersebut untuk setiap pembelian? Saya rasa fitur ini dimanfaatkan hanya bila ada keperluan mendesak saja terhadap suatu barang yang ingin dibeli.

Namun dengan begitu tentu tagihan cicilan yang harus dibayar akan semakin menumpuk bila dimanfaatkan setiap saat. Hal seperti ini memang harus dicegah agar tidak menyesal di kemudian hari, bahwa yang namanya kredit artinya sama dengan hutang dan jika tidak bisa membayarnya maka akan berdampak buruk untuk diri sendiri. Kalau saya pribadi, jujur kurang tertarik dengan fitur ini tetapi ada kalanya mungkin merasa butuh bila ingin membeli barang dengan keperluan mendesak.

Katakanlah saya ingin membeli laptop (karena sedang butuh sekali) seharga 10 juta rupiah, dan saya belum mempunyai cukup uang untuk membelinya. Maka tidak salah jika fitur paylater saya gunakan namun dengan catatan saya harus disiplin dalam menyicil tagihannya selama per-bulan. Tentu bila ingin memakai paylater harus yang sudah berpenghasilan alias bekerja, jika belum ya bagaimana mau mengajukan kredit?

Dan hal lainnya adalah ada sebagian orang senang dengan kredit, mungkin lebih mudah membeli dengan cara berhutang dibandingkan harus menabung dulu dan menahan barang yang ingin kita beli (maaf kalau salah :D...). sekarang sudah banyak sekali yang menawarkan fitur ini di setiap online shop, maupun pada saat pembelian langsung. Entah apa enaknya, tapi membeli barang dengan cara kredit menurut saya kurang nyaman.

Mengapa kurang nyaman? Yang pertama, tentu kita tidak boleh ceroboh memakai barang itu apalagi sampai cacat. Karena yang namanya barang kredit pasti belum lunas dan bisa dikembalikan lagi sewaktu-waktu jika tak bisa bayar. Yang kedua, kita juga harus menyisihkan tabungan kita untuk cicilan terhadap barang tersebut. Jadi jangan sampai kita boros atau malah menghabiskan uang tabungan kita sehingga kita lupa untuk membayar cicilan. Lalu yang ketiga, kita juga harus ingat kapan barang tersebut jatuh tempo.

 Misalkan membeli handphone dengan cicilan 24 bulan, maka jangan sampai lupa bahwa terakhir bayar cicilan adalah di bulan ke-24. Tentu ini juga harus diperhatikan baik-baik ya, bila kita suka lupa maka di catat saja. Dan yang terpenting kita harus bisa me-manage pengeluaran kita untuk tidak membeli yang tidak perlu/penting.   

Dengan maraknya fitur paylater di era milenial sekarang ini, nampaknya bukan menjadi penghalang bagi kita untuk tidak bisa membeli barang impian kita. Boleh-boleh saja, tidak dilarang. Tapi yang perlu diperhatikan adalah mengenai cicilan tagihannya jangan sampai teledor atau bahkan lupa sekali. Dan yang paling penting hindari untuk bersikap konsumtif serta harus bisa mengatur pengeluaran sebaik mungkin dari tabungan yang kita miliki. Paylater? Boleh saja kok, asal jangan lupa cicilannya ya... :)  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun