Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Semakin Dewasa, Semakin Banyak Pikiran dan Tanggungan

16 Maret 2019   12:17 Diperbarui: 16 Maret 2019   13:23 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170724/hombre-concentrado-escribiendo-casa-9d64e49e72e08d9a1dfba0d1e27ecd89.jpg

Seiring berjalannya waktu dan tahun akan terjadi perubahan pada diri seseorang, dan itu akan membuatnya menjadi mengerti bagaimana dan seperti apa memaknai hidup ini. Pada awalnya kita pasti lahir dan memulai masa anak-anak, di masa inilah seorang anak belum mengenal apa itu arti hidup, beban hidup, dan permasalahan yang timbul di setiap lika-liku kehidupan.

Mereka tidak memikirkan hal yang besar dan berat, tak memikirkan harus mencari uang darimana dan bagaimana caranya. Sebab mereka masih dalam tanggungan orang tuanya serta untuk biaya lain-lainnya seperti sekolah masih lah orang tuanya yang menanggungnya.

Tapi tak heran kalau pada kenyataannya anak-anak ada saja yang sudah meringankan beban orang tuanya dengan cara bekerja kecil-kecilan apapun itu yang bisa ia lakukan. Misalkan saja, seorang anak dengan kondisi keluarganya yang dibilang serba kekurangan. Si anak itu harus merelakan dirinya dengan bekerja seperti berjualan makanan, baju-baju, Koran, majalah, ataupun membantu para pelayan di suatu restoran/kafe.

Mungkin akan diremehkan sebagian pelayan karena melihat dirinya yang masih sangat muda sekali sehingga menjadi pertimbangan bagi si pelayan untuk menyuruhnya bekerja di restoran/kafe itu. Bahkan ketika sudah dipanggil manajernya sekalipun  rasanya sang manajer juga banyak berpikir, apakah anak seumur segitu sudah boleh bekerja di tempat yang mayoritas lulusan SMA/SMK/S-1. Tetapi akan terjadi saja bila si anak itu memohon dengan sangat maka ia akan memegang janji bahwa ia bisa bekerja dengan giat.

Jangan samakan umurnya tetapi lihatlah kemampuan dan keterampilan si anak itu dalam bekerja. Ya katakanlah umur anak itu adalah 10 tahun. Kurang lebih begitulah contohnya, untuk seorang anak yang sudah bekerja kecil-kecilan untuk biaya keluarganya. Apalagi jaman sekarang tentunya anak-anak diharapkan pula bisa mencari penghasilan sejak dini.

Selain itu banyak juga anak sekarang ini yang sudah serba enak, apapun di fasilitasi, dan belum lagi mereka di beri kesempatan untuk memegang gadget mutakhir. Memang benar masa anak-anak adalah masa yang menyenangkan, belum banyak yang dipikirkan. Dan tugas mereka hanyalah belajar dan bermain bersama teman-teman.

Namun apa jadinya bila anak-anak itu menjadi dewasa? Apakah mereka benar-benar sudah sanggup 100% untuk menghadapi masa dewasa? Tentu ini akan menjadi hal yang cukup berat bagi mereka. Ya jelas saja, mereka yang biasanya puluhan tahun (misalkan) hidup selalu ditanggung biayanya, fasilitas diberikan orang tua apa-apa tinggal minta lalu dapat, dan lain-lain.

Ketika masa nya sudah tiba ia harus beranjak dewasa, rasanya hal itu menjadi berat baginya dan tidak ingin meninggalkan masa anak-anak mereka. Tapi apa boleh buat, jika kenyataan sudah datang ya kita harus bisa menerimanya. Masa lalu biarkanlah berlalu dan akan menjadi kenangan, masa sekarang adalah kenyataan yang kita hadapi dan apapun itu resikonya kita harus kuat serta sabar menghadapinya, sedangkan masa depan adalah impian dan cita-cita kita bagaimana kita mewujudkannya saat ini, serta berusaha keras sehingga dari situlah harapan kita di akan datang bisa tercapai.

Bagi mereka yang sudah mulai masuk masa dewasa awalnya akan berat, karena masa dewasa memang banyak saja yang dipikirkan. Memikirkan untuk mencari kerja dan bekerja secara baik dan benar, dari gajinya itu ditabung untuk modal nikah, serta mencari jodoh untuk calon istri/suami, kemudian setelah menikah punya anak, dan mengajari anak ini itu sehingga ketika anak itu sudah cukup umur mulai disekolahkan.

Dan disitulah peran kita sebagai orang dewasa apalagi Ayah, untuk menafkahi keluarganya, memberi makan, membiayai sekolah anak, membayar kebutuhan ekonomi lainnya, memberi uang jajan istri, serta masih banyak lagi tanggungan lainnya dan itu harus benar-benar dipikirkan matang-matang.

Itulah gunanya manusia hidup berpasang-pasangan, untuk saling membantu dan mencari jalan keluar secara bersama-sama dari penatnya pikiran terutama suami. Sayapun yang masih baru lulus S-1 juga merasakan sulitnya mencari kerja, bekerja untuk nantinya menghidupi anak dan istri serta tanggungan biaya lainnya sudah dipikirkan dari sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun