Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Perubahan, Haruskah Takut?

18 September 2018   21:33 Diperbarui: 18 September 2018   21:42 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dipungkiri lagi seseorang yang sudah beranjak dewasa dan sudah umur, haruslah memasuki dunia yang baru dunia yang penuh tantangan dan berbagai macam rintangan serta kendala didalamnya. 

Namun, hal itu membuat kalangan anak muda jaman sekarang adalah suatu hal yang menakutkan, suatu hal yang dianggap menyulitkan. Apalagi era milenial sekarang ini yang semuanya sudah serba dimanjakan dengan teknologi sangat canggih, membuat kita terus bertatapan dengan teknologi tersebut,  tanpa adanya rasa ingin bertindak lebih tegas dan lebih maju.

Tentu hal itu akan membuat kita semakin terpuruk dengan keadaan. Apakah rasanya enak jika diam dirumah terus menerus bermain gadget, komputer, laptop, video game/PS, dan lain-lain? Apakah kita mau seperti itu terus terusan? 

Dan bagaimana reaksi orang tua ketika mengetahui hal yang kita lakukan dirumah sehari-harinya seperti itu? Pasti orang tua akan kecewa dan terus memikirkan nasib anaknya kedepan. 

Misalkan seorang anak yang baru lulus SMA, tidak ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi alias kuliah S-1 karena beberapa alasan. Ia ingin bersantai ria dirumah dari kepenatan ujian nasional, praktik, maupun sekolahnya yang telah dilaluinya. Lulus sih memang, nilainya juga cukup memuaskan. Yang penting bagi dia statusnya sudah lulus dan tidak berkutat lagi dengan pelajaran SMA nya.

Melihat hal itu pasti lama kelamaan orang tuanya akan merasa khawatir dan kesal terhadap anak itu. Sudah menganggur lama tetapi tidak ingin lanjut kuliah. Justru kuliah memang disarankan sekali untuk bisa masuk ke dunia kerja. Sebenarnya bisa-bisa saja sih, setelah lulus SMA/SMK melanjutkan kerja namun posisinya pasti belum strategis. Dan belum begitu banyak lowongan yang menawarkan untuk lulusan SMA/SMK. Walau ada pasti hanya beberapa saja, dan belum tentu itu sesuai dengan yang kita inginkan.

Dari contoh itu kita bisa mengetahui, bahwa si anak tersebut masih takut menghadapi perubahan. Bagaimana nantinya jika harus mencari kerja? Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bila sudah menikah dan berkeluarga? 

Justru kehidupan sebenarnya baru dimulai pada saat kita menginjakkan kaki ke dunia kerja. Penuh tantangan, hambatan, kendala, masalah besar. Belum lagi bila itu berada di posisi laki-laki yang nantinya harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya yang menjadi tanggung jawab seorang Ayah.

Jika seorang Ayah malas untuk bekerja, maunya santai-santai, takut perubahan maka keluarganya yang ada malah tak ada kemajuan. Bisa-bisa diomelin istri habis-habisan. Makanya, berat bukan tugas seorang Ayah nantinya? Semuanya pasti merasakan dan mengalami. Ada masanya, ada saatnya kita menjadi bijak dan dewasa. 

Tentu ini demi kemakmuran dan kesejahteraan hidup kita. Tinggalkanlah masa anak-anak, sifat kekanak-kanakkan, dan lain-lain. Sudah waktunya pola pikir kita menjadi dewasa dan bijak. Jujur saja saya sendiri saat ini sedang mencari kerja kesana kemari, tiap hari mengirim lamaran kesana kemari, dan harus bersabar menunggu panggilan. Tentunya saya tidak boleh mengeluh dengan keadaan sekarang ini.

Harus bisa dibawa senang, enjoy, tersenyum, riang gembira. Sebab bila dipikirkan terus menerus timbul lah stress, depresi. Jangan sampai seperti itu pokoknya. Saya sudah harus bisa tahu sendiri, sudah saatnya saya untuk bekerja dan tidak boleh takut menghadapi perubahan. Memang sih kebanyakan pasti orang berpikir bahwa proses kedewasaan adalah hal yang agak takut karena banyak sekali tanggung jawab yang harus dikerjakan dan diselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun