Mohon tunggu...
angga bepa
angga bepa Mohon Tunggu... Mahasiswa - angga bepa

Mahasiswa aktif Program Studi Hukum, Fakultas Ilmu Hukum, Universitas Flores

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 kepada Para Penjual Sembako

28 November 2021   21:15 Diperbarui: 28 November 2021   21:19 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 terasa jelas dampaknya khususnya di bidang ekonomi. Menurunnya daya beli masyarakat menguji daya saing dan ketahanan usaha. Masyarakat kelas menengah ke bawah paling riskan terdampak wabah Covid-19. Sebagian dari mereka kini hidup tanpa pekerjaan, tanpa pemasukan.Sebagian lain terseok-seok mempertahankan usaha. Jika tak ada perubahan dalam waktu dekat, bisa jadi mereka terjerembap dalam jurang kemiskinan.

Kegiatan jual beli di pasar tradisional menjadi terganggu dikarenakan pemerintah mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktivitas sehari-hari yang biasanya dilakukan di luar rumah. Kondisi ini membuat para pedanga kecil di pasar mengalami sepih penjual, pedagang mengalami kerugian yang turun secara secara drastis.

Salah satu pasar di Kabupate Ende mendadak sepi akibat dampak pandemi COVID-19 adalah Pasar Wolowona Kecamatan Ende Timur.

Hampir seluruh pedagang di pasar ini mengeluhkan turunnya minat pembeli selama pandemi COVID-19. Tak tanggung-tanggung, penjualan mereka anjlok hingga 30%. Hal itu diungkapkan Mama Wea salah satu pedagang sayur .

Seperti itulah gambaran hidup Ibu Maria Magda Lena Sesil( 40 tahun) kini. Pedagagng sembako di pasar Wolowona Jalan Sultan Hasanuddin, Ende Timur , itu mulai mengeluhkan minimnya penjualan." Sekarang tambah parah lagi, keuntungan jualan kami kadang-kadang tidak pas untuk kembali modal, pembeli tidak rame seperti sebelum adanya Corona kata Mama sesil di depan dagangannya, Juma'd (26/10) siang.

Namun, Mama Sesil punya pilihan lain. Ia harus tetap berjualan demi membiayai kuliah anak nya. Meski tak ada jaminan dagangannya laku, ia setidaknya mencoba. Ketakutan terpapar Covid-19 pun terpaksa ia lawan." saya takut juga corona, tapi mau bagaimana, anak saya masih kulia dan ini adalah satu-satunya sumber penghasilan saya untuk membiayai kuliah anak saya. Jadi bagaimanapun harus tetap jualan," ucapnya.

Beberapa pembeli juga mengaku bahwa harga beberapa kebutuhan pokok di Pasar Wolowona juga mengalami kenaikan beberapa hari terakhir."Harga sayuran dan kebutuhan pokok ratarata naik 20 hingga 30 persen. Mungkin karena banyak pedagang yang tidak buka. Iya sekarang pasarnya sepi, tidak seperti dulu," kata Mama Mia, seorang pembeli.

Semoga Masa-masa covid ini segera berakhir,dan aktifitas perekonomian pun kembali normal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun