Mohon tunggu...
ANGGA RADLISA SAMSUDIN
ANGGA RADLISA SAMSUDIN Mohon Tunggu... Lainnya - Just For Fun

Wong Edan Kui Bebas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Sasak di Daerah Bayan Lombok Utara Nusa Tenggara Barat (NTB)

2 Juni 2017   19:55 Diperbarui: 3 Juni 2017   06:39 11146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesiamerupakan sebuah negara yang terbagi menjadi beberapa pulau-pulau yang terbentang luas di negeri ini. Pada dasarnya yang kita ketahui bahwa pulau-pulau yang ada di indonesia terbentang luas dari ujung timur sampai ujung barat atau secara istilah yang sering kita dengar yaitu indonesia terbentang luas dari sabang sampai marauke. Indonesia juga memiliki berbagai macam keuniakan dan perbedaan kultur disetiap daerahnya baik itu dari segi  suku, ras, agama, adat, budaya dan tradisi, dimana perbedaan itu akan mempengaruhi tingkah laku dan cara berinteraksi kepada sesamanya sesuai dengan kultur masyarakatnya masing-masing. Berbagai keanekaragaman yang ada di indonesia akan menjadi pemersatu masyarakat yang ada untuk satu tujuan yaitu membangun indonesia yang lebih harmonis dan berdaulat,adil dan makmur dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang dimana semboyan tersebut memiliki arti berbeda-beda tatapi tetap satu jua yaitu indonesia. 

Lombok merupakan nama dari salah satu kepulauan yang ada di indonesia yang saling berdampingan dengan kepulauan lainnya, dimana pulau Lombok ini untuk lebih tepatnya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lombok juga terdiri dari beberapa kabupaten diantaranya Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat. 

Alhasil setelah menunggu proses yang begitu lama dan panjang maka di tetapkanlah surat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia Nomor R.68/Pres/12/2007 untuk pemekaran Kabupaten Lombok Utara yang bertepatan pada tanggal 10 desember 2007 dan menjadi kebupaten yang termuda di Lombok. Beberapa pendapat yang sering sekali di tuturkan oleh masyarakat umum mengenai arti dari Lombok itu sendiri bahwa, Lombok itu memiliki arti yaitu cabai, sebenarnya itu hanyalah kekeliruan dari pola pemikiran dan cara penuturan masyarakat umum yang tidak mengerti makna dari kata  Lombok itu sendiri. 

Sebenarnya penuturan yang benar dan tepat dari kata Lombok yaitu “LOM-BOQ” bukan Lombok karena salah pengucapan berbeda juga artinya. Masyarakat yang ada di Lombok sebagian besar merupakan mayoritas muslim walapun ada juga dari agama, hindu dan buddha, dan nama Lombok juga di ambil dari dalam kitab suci Al-Qur’an yang ada di dalam surah Al-Fatihah yang berbunyi “Ihdinashirratal Mustaqim”, dan nama Lombok juga berasal dari bahasa sasak, jadi arti dari Lombok itu adalah jalan yang lurus. Lombok juga terkenal dengan sukunya yaitu suku sasak, walaupun sebelum suku sasak masuk di Lombok, suku “Boda”  adalah suku asli masyarakat Lombok, karena sebelum Islam masuk ke pulau Lombok, masyarakat Lombok mash menganut paham kepercayaan animisme dan dinamisme, keberadaan suku “Boda” pada saat ini masih ada tapi keberadaanya berada di pedalaman dan jauh dari masyakat dan keramaian. 

Tapi untuk sekarang ini suku yang di kenal dan di akui seraca nasional di pulau Lombok ini yaitu suku sasak. Makna dari suku sasak ada beberapa persepsi yang pertama yaitu “sak” bersal dari bahasa sasak yang artinya satu, karena “sak” melambangkan ketuhanan sebab tuhan kita itu satu yaitu Allah Swt, dan yang kedua “sak-sak” makna dari “sak-sak” adalah alat transportasi orang tua zaman dahulu yang digunakan untuk berlayar atau yang kita kenal sekarang ini dengan rakit karena para leluhur kita pada zaman dahulu jika ingin berpergian maka mereka menggunakan “sak-sak” tersebut, maka sampai saat ini Lombok di kenal dengan suku sasak.

Kebudayaan merupakan sebuah kebiasaan yang akan mempengaruhi tingkah laku dan pengetahuan masyarakat, serta meliputi tentang ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, kebudayaan juga bersifat abstrak atau tansparan. Khususnya di pulau Lombok kebudayaan yang ada begitu banyak dan beranekaragam, dilihat dari kecamatan per kecamatan yang ada di Lombok kebudayaannya juga sudah berbeda, sebagai contoh yaitu kebudayaan pernikahan, acara meninggal, dari segi bahasa dan dialeknya juga sudah berbeda. Lombok juga memiliki beberapa macam bentuk dialek dan bahasa diantaranya dialek selaparang, dialek petung bayan, dialek pujut dan dialek pejanggik.

Selain yang telah penulis paparkan tentang kebudayaan di atas, Lombok juga memiliki kebudaya atau tradisi yang cukup asing untuk didengarkan di telinga masyarakat umum, sebagai contoh kebudayaan atau tradisi bau nyale, peresean, dan ada salah satu pulau yang ada di Kabupaten Lombok Utara memiliki kebudayaan atau tradisi yang unik yaitu kendaraan di larang masuk di pulau itu yang di perbolehkan hanyalah sepeda, andong atau yang memiliki dengan sebutan di Lombok yaitu sikar dan cidomo, pulau ini diberi nama dengan 3 Gili yaitu (Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan) atau yang lebih dikenal dengan disebutan 3Island In Lombok dan masih banyak lagi kebudayaan yang ada di pulau Lombok yang tidak bisa penulis paparkan semuanya pada tulisan ini.

Adat istiadat  adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat. Adat istiadat juga merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.

Bayan merupakan nama dari salah satu kecamatan yang ada di Lombok Utara dan terletak di bagian ujung timur dari Ibukota Lombok Utara yaitu Tanjung. Di daerah Bayan ini adalah sentral dari suku sasak yang sebenarnya yang ada di Lombok, karena masyarakat yang ada disana masih mempercayai dan meyakini tradisi yang dibawa oleh nenek moyang pada zaman dulu yang masih di lestarikan sampai saat ini, memang di Lombok bagian barat dan timur juga masih mempercayai tradisi itu, tetapi tidak sekental yang ada di daerah Bayan tersebut. Ritual-ritual adat pun masih sering di lakukan disana yang dimana masih berbau dengan mitos dan sakral yang tinggi. Untuk lebih mengenal arti dari kata Bayan itu, penulis akan menceritakan secara singkat asal muasal nama Bayan itu terbentuk.

Pada zaman dahulu Bayan dipimpin oleh seorang Raja atau disebut Datu Bayan bergelar susuhunan Ratu Mas Bayan Agung, silsilah menyebut bahwa Raja Bayan bersaudara  dengan tidak kurang dari 18 orang  dari hasil  perkawinan Raja sebelumnya  dengan beberapa istri dan selir, saudara-saudara Raja Bayan  kemudian menyebar ke seluruh Pulau Lombok dan hingga kini beranak pinak. 

Sejarah mencatat dari hasil perkawinan Raja Bayan dengan istri pertamanya mempunyai dua orang putra yang bergelar Pangeran Mas mutering langit dan Pangeran Mas mutering Gumi, kedua pangeran inilah yang kemudian meneruskan memerintah dan berkuasa di kerajaan Bayan. Datu Pangeran Mas Mutering Langit sebagai saudara tertua berkedudukan di Bayan timur yang diberikan mandat (tugas)  menjalankan pelaksanaan adat Gama yaitu kelembagaan adat yang mengatur hubungan vertikal dengan sang pencipta yaitu Allah Swt, sementara Datu Pangeran Mas Mutering Jagat berkedudukan di Bayan barat yang diberikan tugas untuk menjalankan Pelaksanaan Adat Luir Gama atau kelembagaan adat yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan, lingkungan dan adat istiadat lainya. 

Datu Pangeran Mas  tersebut dalam menjalankan tugas-tugasnya  dibantu oleh keluarga kerajaan lainya antara lain Titi Mas Rempung bertempat tinggal di Loloan, Titi Mas Puncan Surya yang betempat tinggal di Karang Bajo dan Titi Mas Pakel yang bertempat tinggal di Karang Salah, sedangkan dalam menjalankan bidang keagamaan dibantu oleh antara lain Titi Mas Pengulu, Ketip, Mudim dan Lebe Antasalam. Nama Bayan diberikan ketika Islam berkembang pesat sekitar abad ke 16, dimana agama Islam dibawa oleh para ulama dan pedagang yang singgah di pelabuhan Carik, menurut sejarah yang berkembang, Labuhan Carik adalah pelabuhan yang sangat strategis dan menjadi bagian wilayah yang dikelola kerajaan, Lokaq Sahbandar adalah gelar  tetua adat yang mengelola Pelabuhan Carik tersebut. 

Setelah Islam diterima  sebagai agama di Pulau Lombok, kerajaan kemudian memberikan nama daerah ini dengan nama Bayan, Bayan berasal dari bahasa Arab yang  berarti penerang, bersamaan dengan itu Raja dan keluarga kerajaan yang saat itu masuk Islam oleh para mubalig diberikan gelar Raden kepada  laki-laki sedangkan bagi  perempuan tetap dengan sebutan Denda yang merupakan panggilan wanita keturunan kerajaan saat itu, pemberian gelar ini  dimaksudkan untuk menghargai keturunan-keturunan kerajaan yang telah menganut ajaran Islam sama seperti di Jawadwipa karena pembawa siar Islam ke Bayan adalah berasal dari Pulau Jawa.

Sementara itu tidak sedikit pula keluarga kerajaan dan pengikutnya kala itu  tidak menerima keberadaan Islam sebagai keyakinan untuk mengantikan keyakinan leluhur, saudara Raja Bayan dan kerabat mereka  inilah yang keluar dari kerajaan untuk pergi ke pegunung-pegunungan untuk mengasingkan diri jauh dari kerajaan. 

Oleh sebagian kalangan beranggapan bahwa mereka adalah masyarakat “Boda” yang tersebar dipegunung-pegunungan wilayah utara sampai didaerah Sekotong Lombok Barat yang saat ini beragama Budha. Dalam salah satu naskah lontar kuno daerah ini sering disebut Kerajaan Suwung atau Kerajaan Sepi, konon sebuah kerajaan yang lebih banyak ditinggalkan penghuninya. Bayan sering disebut daerah tertua di Pulau Lombok merupakan pusat berkembangnya budaya yang menyebar ke seluruh pulau Lombok. “Adat Saking Gumi Bayan” kutipan dalam salah satu yang tertulis di naskah lontar kuno  berarti bahwa adat masyarakat Lombok berpusat dari Gumi Bayan. 

Bumi atau Gumi Bayan sebutan bagi daerah ini sering disebut Gumi Nina atau bumi perempuan bermakna yang memiliki makna Gumi dengan kasih sayang mencerminkan watak prilaku dan harmonisasi Penghuninya dalam membina hubungan antara manusia dengan alamnya, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan sang pencipta.

Bukti sejarah lainya seperti cerita legenda Dewi Anjani merupakan cerita dari mulut ke mulut yang dapat kita tanyakan kemasyarakat Bayan dan Lombok pada umumnya bahwa Dewi Anjani merupakan Ratu Jin yang saat ini masih diyakini berkuasa di Gunung Rinjani ini adalah salah seorang anak dari datu Tawun adalah salah satu Raja Bayan yang pernah berkuasa di Bayan, Dewi Anjani diangkat menjadi Ratu Jin setelah melakukan pertapaan selama bertahun-tahun lamanya dan rela mengasingkan diri menjauhi dunia manusia.

Di Daerah Bayan ini juga masih banyak sekali kebudayaan, tradisi dan adat istiadat yang ada dilamnya yang tidak dapat penulis paparkan satu per satu didalam tulisan ini, salah satu tradisi yang di lakukan setiap tahunnya oleh masyarakat yang ada di Bayan yaitu maulid adat dan lebaran adat, pada dasarnya maulid dan lebaran adat yang ada di wilayah Bayan ini berbeda dengan maulid dan lebaran yang di lakukan oleh pemerintah, masyarakat yang ada di daerah Bayan mempunyai perhitungannya untuk menentukan kapan kegiatan itu akan di laksanakan, tujuan dari kegiatan maulid dan lebaran adat itu untuk lebih mengerti arti dari bersedekah kepada sesama yang lebih membutuhkan, untuk menambah kesakralannya kegiatan itu juga di dampingi dengan pembacaan al-qur’an, menambahkan aroma wangi-wangian dan pembacaan mantra-mantra yang di pimpin oleh para kiai-kiai atau pemangku adat yang ada disana, dan dari kesakralan itu mereka bisa lebih khusyuk untuk berkomunikasi dengan penciptanya dan harapan dan tujuan mereka sampai kepada sang pencipta.

Sebelum kebudayan dan adat tradisi di derah kita masing-masih hanya tinggal nama saja, lewat tulisan ini, penulis ingin memberikan suatu  kontribusi  pemikiran  yang  dapat  dijadikan  alternatif  solusi  untuk  menanggulangi lemahnya  perlindungan  kebudayaan dan adat istiadat atau tradisi yang kita miliki di  negeri ini dan lemahnya pengatahuan tentang itu. Harapannya, kebudayaan-kebudayaan yang kita miliki dengan keanekaragamannya jangan sampai di lupakan apalagi lebih mementingkan budaya orang asing dari pada budaya kita sendiri.

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi kita semua dalam memaknai dan mengerti arti dari  pentingnya kebudayaan, tradisi dan adat istiadat yang kita miliki, menjaga kualitas dan kuantitas kebudayaan yang kita miliki, adalah tugas kita sebagai pemuda indonesia, agar masyakat indonesia mengerti kebudayaan yang dimiliki begitu indah dan beranekaragam yang harus kita lestarikan bersama, bukan sebaliknya kebudayaan asing yang di mengerti. Jadi, kita merasa bangga dan tak malu menjadi ‘Orang Indonesia’. Indonesia, aku bangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun