Mohon tunggu...
Angga Wahyu Firmansyah
Angga Wahyu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia/Universitas Negeri Surabaya

_Ekspetasi tanpa eksekusi hanya halusinasi_

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat Pilihan

Afasia| Gangguan Berbahasa Anak Indonesia

21 September 2022   05:23 Diperbarui: 21 September 2022   05:41 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi otak penyandang afasia, sumber gambar: antaranews.com

Kondisi Kekinian

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara akan menunjang keterampilan yang lainnya (Tarigan, 2008:86). anak. Perkembangan berbicara awal terjadi sejak dini yaitu ketika bayi. 

Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun pencapaiannya sederhana, bentukan kata yang diucapkan adalah kata yang berulang-ulang ia dengar. Untuk membantu perkembangannya seorang ibu dapat membantu memberikan dorongan atau stimulasi yang disesuaikan dengan karakter anak.

Dalam era modernisasi seperti saat ini, kita banyak dihadapkan oleh berbagai isu tentang kelainan atau gangguan berbahasa, salah satu di antaranya adalah gangguan bicara. 

Gangguan-gangguan bahasa sebagian dialami oleh balita. Gangguan tersebut sering dianggap wajar dan normal. Akan tetapi, orang tua banyak yang baru menyadari bahwa anak tersebut mengalami gangguan bicara, setelah beranjak dewasa. Berbagai gangguan yang terlihat biasanya terjadi pada umur kurang dari 5 tahun. 

Saat teman-teman sebayanya sudah bisa mengucapkan kata tertentu seperti orang-orang dewasa, tetapi dia masih menggumam seperti suara nafas. 

Gangguan bicara terdiri dari masalah artikulasi, kelancaran bicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan kata-kata, biasanya akibat cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara. Keterlambatan bicara dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan sekitar atau hilangnya fungsi pendengaran.

Gangguan bicara juga berkaitan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan  berbicara dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi suara yang "tidak normal" (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk memahami atau menggunakan bahasa.

Secara medis menurut Sidharta (1984) gangguan berbahasa dibedakan menjadi tiga macam yaitu (1) gangguan berpikir, (2) gangguan berbicara, dan (3) gangguan berbahasa. Ketiga masalah tersebut masih dapat ditangani jika penderita gangguan itu mempunyai daya dengar yang normal atau fungsi pendengarannya masih bekerja dengan baik. 

Gangguan berbahasa bermacam-macam, salah satunya adalah afasia. Menurut Dardjowidjojo (2008:151), afasia adalah suatu penyakit wicara yaitu orang tidak dapat berbicara dengan baik karena adanya kelainan pada otak. Penyakit ini muncul karena orang tersebut pernah mengalami stroke, yakni, sebagian dari otaknya kekurangan oksigen sehingga bagian tadi menjadi cacat. Gangguan akibat kelainan fungsi otak dapat berupa gangguan pada hemisfer kiri dan hemisfer kanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun