Mohon tunggu...
Angeline Wijoyo
Angeline Wijoyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Writing for Fun

Hello, I am Angeline Wijoyo and I am a writer. My writing is originally base on my thought, most things that happened in our life which i made it into a piece of article. Hopefully this writing can be an inspiration or encouragement for people out there who need it. I like to know about you more, gave me your opinions about my pages. Thanks

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Penerapan Teori "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" bagi Generasi Muda

19 November 2019   12:42 Diperbarui: 19 November 2019   12:55 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta- Sukses sebelum menginjak usia 30 tahun merupakan suatu prestasi yang sangat membangkan bagi generasi muda pada saat ini. Pencapaian yang luar biasa ini merupakan suatu pencapaian yang diimpikan oleh setiap generasi muda saat ini. Perkembangan teknologi menjadi sarana bagi generasi ini untuk menciptakan sesuatu, tidak hanya berdasarkan pada kreativitas, namun kemanfaatan yang tidak kalah luar biasa yang bisa dirasakan semua orang bahakan masyarakat luas.

Perkembangan teknologi yang begitu signifikan pada 10 dekade belakangan ini telah mengubah banyak hal, khususnya cara pandang, pola pikir, dan kebiasaan generasi muda saat ini yang berdampak pada kemajuan pendidikan dan pengetahuan mereka. Mereka  bisa melakukan apapun, memperlajari hal-hal baru atau berdasarkan pada bakat dan minatnya hingga menerima segala informasi yang datang dari mancanegara hanya melalui sarana teknologi ini. Kini, Generasi Muda saat ini dapat mengembangkan minat dan bakatnya melalui sarana yang telah disediakan oleh teknologi.

Di sisi lain, generasi muda saat ini juga sangat peka terhadap situasi yang terjadi dalam masyarakat, belajar untuk peduli dan mendengarkan orang lain adalah keahlian mereka, hal tersebut menjadi pendukung yang tepat bagi  generasi muda saat ini dengan memanfaatkan kesempatan keahlian mereka untuk mencipkatan sesuatu. Melakukan suatu dobrakan dengan membangun sebuah usaha yang berdasarkan pada kebutuhan masayrakat melalui sarana berbasis teknologi yang memang sudah tersedia di Negara ini. Wajar saja banyak dari generasi muda saat ini dengan mudahnya mencapai kesusksesan sebelum mereka menginjak usia 30 Tahun.

Sebuah prestasi yang sangat membanggakan dan menggiurkan sehingga menjadi motivasi bagi orang-orang yang masih dalam satu generasi namun belum sampai pada tahap tersebut. "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" ini pun menjadi doktrin dan sebuah keharusan bagi generasi muda saat ini, semua orang berdondong-bondong untuk mencapai prestasi itu, karena jika tidak mereka mendapatkan hukuman moral yang terkesan lebih menyakitkan daripada hukuman biasa dan demi mengindari hal tersebut mereka pun mencari segala cara untuk mencapai pada satu tujuan tersebut yakni "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun".

Harus diakui, bahwa pencapaian "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi diri kita termasuk orangtua dan orang-orang yang kita sayangi. Sayangnya, tidak semua orang dapat mencapai hal tersebut, tapi bukan berarti pencapaian ini hanya bagi orang-orang dari kalangan tertentu saja. Semua orang pantas untuk mendapatkan prestasi ini dengan catatan bahwa adanya usaha, ketekunan dan fokus terhadap satu tujuan.

Tetapi, banyak orang yang salah mengartikan makna pancapaian "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" ini. Generasi Muda saat ini selalu beranggapan mereka harus menjadi orang yang suskses sebelum mereka berusia 30 tahun. Ketika mereka sampai pada usia yang mereka anggap sebagai patokan sukses tersebut, namun pada saat itu mereke belum mencapai pada Goals-nya , akibatnya mereka akan akan manjadi depresi yang berujung dengan kebergantungan pada nasib dan keberuntungan. Selain, kewajiban yang tidak telaksana, mereka juga mendapatkan hukuman moral dari masyarakat dan orang-orang sekitar mereka.

Dampak dari hukuman moral inilah yang menjadikan diri mereka seakan mereka adalah individu yang kecil, gagal, tidak berguna hanya karena tidak sampai pada tahapan atau usia yang mereka anggap atau yang mereka jadikan sebagai patokan usia untuk sukses. Namun, coba kita berdiam sejenak dan merenungkan kembali, apakah penerapan teori "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" yang dianggap sebagai doktrin bagi generasi muda saat ini pantas dan wajib diterapkan oleh setiap orang khusunya yang masih satu generasi dengan generasi muda saat ini?

Faktanya, setiap orang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda saat menanggapi kata-kata "Sukses" ini, sama seperti saat kita mengikuti ujian di sekolah, ketika guru/dosen kampus mengacak setiap lembar ujian muridnya untuk menghindari adanya kecurangan. Ini artinya teori "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" yang dijadikan sebagai panduan/ doktrin generasi muda saat ini tidak dapat diterapkan oleh setiap orang dalam generasi muda saat ini, karena kertas ujian yang berbeda tadi.

Teori "Sukses Sebelum Usia 30 Tahun" ini menjadi tidak relevan lagi, mengingat selain toal ukur "Sukses" bagi setiap orang berbeda-beda, bagitu juga dengan waktu dan kesempatan yang didapati oleh setiap orang juga berbeda-beda. Tidak sukses sebelum menginjak usia 30 Tahun tidak menjadikan seseorang itu telah gagal dan pantas untuk mendapatkan hukuman moral dari masyarakat atau orang-orang sekitar mereka, karena bisa saja memang belum waktunya untuk mencapai tingkatan tersebut.

Setiap orang harus melalui proses baik proses itu panjang ataupun singkat. Proses ini menjadi harga mati bagi setiap orang khususnya generasi muda saat ini. Tidak ada yang instan untuk mencapai sebuah kesuskesan. Proses inilah yang akan menentukan apakah seseorang itu memang pantas untuk menempati posisi "Sukses" sesuai dengan kriteria seseorang itu atau tidak. Nikmatilah proses anda dan terus berusaha, karena usaha anda tidak pernah mengkhianati hasil yang akan anda dapatkan nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun