Mohon tunggu...
Angeline Tjia
Angeline Tjia Mohon Tunggu... Mahasiswa - University Student

I am a third year college student at Tarumanagara University majoring in Management Business

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Open Innovation Lebih Bergairah di Masa Pandemi Covid-19

29 Maret 2021   11:57 Diperbarui: 29 Maret 2021   12:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Berbicara seputar Open Innovation, boleh jadi memang negara kita Indonesia sangat tertinggal dengan negara lainnya. Namun ketika pandemi Covid-19 melanda, nampaknya geliat urgenitas Open Innovation baru dirasakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia agar bisa tetap eksis dan melakukan sepak terjang dalam core bisnisnya. Kita tahu bahwa selama pandemi tak terhitung berapa kerugian yang dialami perusahaan di dunia. Sehingga inovasi mutlak diperlukan agar tetap bisa bertahan dan tidak diklaim pailit. Selama pandemi Covid-19 banyak sekali inovasi yang hadir di ruang publik yang dicetuskan perusahaan dan UMKM. Seolah masa pandemi menjadi faktor titik tolak inovasi lebih bergairah disajikan.

Open innovation merupakan pendekatan yang tidak hanya melibatkan pihak internal perusahaan, tetapi juga pihak eksternal dalam mengembangkan dan mengintegrasikan ide baru secara optimal untuk kepentingan perusahaan. Pendekatan ini lebih banyak diterapkan oleh perusahaan dalam berinovasi guna mengatasi dunia bisnis yang sangat kompetitif. Dalam situasi krisis akibat pandemi Covid-19, nampaknya metode SCAMPER patut diperhitungkan sebagai bangunan berpikir untuk mengidentifikasi potensi dan melecutkan inovasi terbuka yang dimiliki perusahaan.

Apa itu SCAMPER? Substitute, Combine, Adapt, Modify/magnify, Eliminate dan Reserve/rearrange. (1) Substitute yakni mengganti satu bagian dengan yang lain apakah jasa, produk, sistem, maupun pendekatan promosinya. (2) Combine, yakni menggabungkan beberapa komponen yang dimiliki perusahaan guna meningkatkan efisiensi, efektivitas serta profit perusahaan. (3) Adapt, yakni sebuah proses penyesuaian serta perancangan produk ataupun sistem baru yang bisa melejitkan roda perusahaan. (4) Modify/magnify, yakni memodifikasi serta melihat nilai unggul produk dan layanan agar lebih kuat di pasaran. (5) Eliminate, yakni mengeliminasi satu atau lain hal dalam unsur perusahaan guna mendongkrak optimisme lebih kedepannya. (6) Reverse/rearrange mengubah unsur-unsur tertentu di dalam perusahaan guna mewujudkan inovasi serta kreativitas yang segar dan terukur untuk mengukuhkan kekuatan perusahaan dalam setiap produk dan layanan.

Salah satu contoh inovasi terbuka yang dilakukan oleh UMKM ataupun perusahaan terdampak Covid-19 adalah sebagai berikut: Pertama, tak bisa dipungkiri perusahaan layanan travel praktis berhenti operasi atau setidaknya mengurangi armadanya selama pemberlakuan PSBB. Tak hanya perusahaan privat, nyatanya perusahaan publik yang dominan seperti PT KAI pun terimbas akibat Covid-19. 

Namun ada inovasi terbuka yang dilakukan PO Sumber Alam, Cititrans, Daytrans dan BigBird dengan terobosan di dalam melakukan rotasi bisnisnya dari angkutan penumpang menjadi angkutan barang. Hal demikian dilakukan dengan peluang besar dalam bisnis angkutan barang selama pandemi ini dengan berbagai variannya angkutan dalam kota, antar kota, antar provinsi dan lainnya. Langkah alih fungsi bisnis ini juga sebagai antisipasi sekaligus survive perusahaan agar roda perusahaan tetap berjalan dan sebisa mungkin menghindari kerugian yang semakin besar. Dan nyatanya, meskipun angkutan barang tidak se-profit angkutan orang, namun cukup menutup beban operasional perusahaan.

Kedua, beberapa perusahaan fashion ataupun kuliner melakukan inovasi pemasaran dengan tagline Homeleisure Wear dan Frozen Food is The New Normal. Di mana pembeli tak perlu repot-repot mengunjungi store ataupun mal serta restoran, tetapi hanya dengan mengeklik aplikasi ataupun website brand fashion ataupun brand food yang digemari. 

Customer service akan melayaninya dengan baik dan optimal, baik untuk kesesuaian ukuran, ketersediaan stok, maupun varian menu makanan dan sajian khusus yang ditawarkan dan lainnya. Setelah cocok, konsumen bisa melakukan pembayaran produk fashion maupun food  saat itu juga langsung dikirimkan dengan kurir perusahaan dengan memerhatikan protokol kesehatan selama pengantaran ke rumah konsumen. Inovasi promosi semacam ini, di samping sangat memperhatikan selera konsumen juga memupuk loyalitasnya agar tetap melakukan pembelian pada brand perusahaan tersebut. Inovasi terbuka perusahaan nyata diwujudkan demi kemudahan serta pelayanan maksimal pada konsumennya.

Ketiga, perusahaan jasa hotel juga bagian bisnis yang terimbas tajam krisis pandemi Covid-19. Namun demikian beberapa hotel dan apartement juga tak kalah berinovasi agar tetap bisa surive dengan peluncuran kampanye WFH 'work from hotel' ataupun WFA 'work from apartement. Gagasan ini dihadirkan dengan tawaran paket menginap serta diskon menarik juga dengan menonjolkan layanan yang sesuai dengan protokol kesehatan. 

Di samping itu beberapa hotel juga melakukan inovasi terbuka ketika melihat peluang yang dimiliki dengan pembukaan jasa cleaning service kepada pelanggannya. Hal demikian dilakukan Hotel Hotel Teraskita, Hotel Ambhara dan lainnya melaunching 'on-demand cleaning service' dengan mengusung konsep pelayanan kebersihan yang optimal sekelas hotel berbintang di rumah anda. Berbagai inovasi bisnis ini cukup menarik dan patut diapresiasi sebagai bagian dari langkah survive perusahaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun