Mohon tunggu...
Putri Angelica
Putri Angelica Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menelisik Makna di Balik "Hujan"

21 Februari 2018   13:06 Diperbarui: 21 Februari 2018   16:07 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: inesainesi.blogspot.com

'Hujan' merupakan salah satu karya terpopuler yang ditulis oleh Tere Liye. Novel ini mulai diterbitkan sejak 2016 lalu. Rasanya Tere Liye memang tidak pernah berhenti mengejutkan para pembaca setia dengan novel-novel ciptaannya. Berbeda dengan novel sebelumnya 'Pulang' yang lebih mengarah ke cerita-cerita kehidupan, novelnya kali ini mengambil genre fiksi ilmiah. Novel ini mengangkat cerita mengenai persahabatan dan cinta remaja di tengah ujian alam. Kisah cinta yang manis antara remaja diramu dengan kisah persahabatan sejati menjadi salah satu fokus utama di novel ini. Pengarang juga menekankan mengenai makna hujan bagi tokoh utama itu sendiri. Di dalam novel ini, pembaca akan merasakan seolah mereka memang benar-benar menyaksikan betapa parahnya alam menghajar manusia. Selain itu, sebenarnya apabila ditelisik lebih dalam novel ini juga menyinggung mengenai keegoisan manusia yang tak henti-hentinya merusak rumahnya sendiri.

Novel ini dibuka dengan latar masa sekarang dimana Lail sedang menenemui paramedis untuk berusaha melupakan semua memorinya. Lalu, cerita dikembalikan ke masa lampau seperti mengingat kembali ke masa masa sebelum bencana gempa super itu mulai merusak kehidupan normalnya. Sesekali cerita dikembalikan ke masa sekarang saat Lail menemui paramedis, namun dilanjutkan kembali dengan cerita Lail mengenai kehidupan lampaunya. Hal ini terus berulang hingga cerita Lail perlahan menyentuh kisahnya di masa sekarang lalu dilanjutkan dengan kisah mengenai apa yang terjadi setelah Lail menghapus ingatannya. Secara garis besar, penulis menggunakan alur campuran dalam novel ini.

Lail sebagai tokoh utama di novel ini digambarkan sebagai pribadi yang kuat hatinya. Hal ini dibuktikan dengan sikap Lail dalam menghadapi berbagai jenis musibah yang menimpa dirinya. Ia memang menangis namun ia tetap bisa tegar menjalani kehidupan. Selain itu, Lail merupakan orang yang mudah terpengaruh orang lain. Hal ini terbukti saat Maryam mengajak Lail untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda dari apa yang biasa mereka lakukan. Tumbuh dalam keadaan yatim piatu setelah bencana gempa yang menghancurkan bumi membuat Lail tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Hal ini dibuktikan dengan apa yang ia katakan dalam hatinya seperti yang tercantum di bawah ini.

Tapi tetap saja dia terlalu cantik dan anggun. Lail berkali- kali merapikan rambutnya merasa malu dengan kondisi rambut panjangnya yang tidak terawat. Apalagi jika membandingkan betapa halusnya kulit Claudia. (hlm. 103-104)

Sifat kurang percaya diri Lail ini juga mempengaruhi hubungannya dengan Esok. Seperti yang diceritakan penulis, Lail enggan menelepon Esok karena takut mengganggu waktu Esok dan mengganggap dirinya bukan siapa siapa bagi Esok.

Dan pertanyaan paling penting adalah: Apakah Esok menyukainya seperti dia menyukai Esok? Atau dia hanya dianggap sebagai anak yang pernah diselamatkan? Hanya itu? Jangan jangan dia terlalu banyak berharap. Esok hanya menganggapnya begitu. Kebersamaan mereka selama ini juga sekedar teman biasa, yang tidak sengaja bertemu di lorong kereta. (hlm. 226 -- 227)

Soke Bahtera atau lebih sering disebut sebagai Esok digambarkan sebagai sosok lelaki jenius yang baik hati dan perhatian terhadap Lail. Ialah yang menyelamatkan Lail saat gempa menghancurkan jalur kereta bawah tanah. Kebaikan hati dan rasa perhatian Esok kepada Lail ditunjukkan seperti pada kutipan berikut.

"Tapi ini darurat.... Dan aku tidak mengkhawatirkan abu. Aku mengkhawatirkan hujan. Jika Lail berada di luar saat hujan turun, situasinya akan lebih berbahaya dibanding abu vulkanik."(hlm. 51)

Esok mendongak, menggigit bibir. Dia tidak boleh terlambat atau Lail dalam bahaya. Dia harus segera menemukan Lail. (hlm. 52)

Esok selalu mendatangi acara yang penting bagi Lail meski Lail tak memberitahunya. Tidak dijelaskan secara pasti mengapa Esok dapat mengetahui hal ini. Menjadi anak angkat walikota membuat Esok menjadi pribadi yang ambisius dan fokus pada kariernya. Karena keberhasilannya diterima di salah satu universitas di Ibukota membuatnya harus berpisah dengan Lail dan jarang menghubungi Lail.

Lail memiliki seorang sahabat sekaligus teman sekamarnya selama beberapa tahun bernama Maryam. Memiliki rambut kribo dan wajah jerawatan sering membuat Lail salah paham. Namun karena pribadi Maryam yang baik hati, ia tak pernah sekalipun marah meski ia tahu apa yang Lail pikirkan. Hal itu dicantumkan seperti kutipan berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun