Mohon tunggu...
Angela Tasya Regita
Angela Tasya Regita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fenomena Hoax yang Hidup Berdampingan dengan Jurnalisme Online

17 Oktober 2022   02:44 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:22 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/8647/ini-tips-menghindari-hoax-dari-pimpinan-komisi-i-dpr/0/sorotan_media

Perkembangan teknologi terutama pada jaringan internet membuat berbagai sumber informasi dapat diterima dengan mudah melalui sebuah proses virtual/online. 

Berita yang berasal dari sebuah media cetak, seperti koran dan majalah kini dapat kita akses menggunakan media online. 

Romli (2012 : 30) menyatakan media online sendiri memiliki arti yaitu media massa yang disajikan dengan menggunakan situs web internet. 

Perkembangan media online membuat seluruh pengguna mendapatkan informasi secara mudah dan cepat, terutama dalam mengakses sebuah berita. Berita yang paling cepat dan terbaru akan selalu menjadi pilihan para pengguna. 

Namun dibalik sebuah kecepatan tersebut, terdapat dampak buruk yang juga berjalan seiringan dengan tersebarnya sebuah berita. Contohnya berita hoax. 

Terdapat 800 situs berita palsu yang telah ditetapkan oleh Kemenkominfo dan telah beredar di media massa Indonesia. 

Pengertian dari hoax adalah sebuah informasi yang diputarbalikkan faktanya seolah-olah meyakinkan atau dibuat-buat untuk menutupi informasi yang sebenarnya, namun kebenarannya tidak dapat diverifikasi (Hamzah dan Putri, 2020, h.9).

Selain itu menurut Gumilar (2017) hoax juga dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang menutup informasi asli dengan membanjiri suatu media dengan pesan yang salah. 

Maraknya berita hoax akibat kemudahan akses penggunaan internet dan media sosial membuat beberapa pihak sadar bahwa fenomena ini wajib diminimalisirkan dan harus segera melakukan upaya peredaman hoax. 

Menurut Iskandar (2017), Indonesia memiliki masyarakat yang rendah minat baca menurut data UNESCO, artinya satu dari seribu orang yang membaca buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun