Mohon tunggu...
Angela Shalady
Angela Shalady Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Tulisan Ini Perlu Disensor?

26 Februari 2016   11:13 Diperbarui: 26 Februari 2016   11:40 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sering dibingungkan “seperti apa sih bagian yang harus di sensor dalam sebuah film?”. Terlalu banyak yang harus disensor ketika film itu masuk ke Indonesia. Sensor biasa dilakukan dengan manghapus bagian, atau memburamkan bagian tersebut. Namun apa tujuan dari sensor tersebut? Karena itu tidak layak dilihat oleh rakyat Indonesia, terutama anak-anak. Namun banyak masyarakat yang menganggap itu tidak masuk akal dan tidak perlu. Menanggapi dengan sinis aksi dari KPI dengan membuat meme untuk menyampaikan rasa tidak setujunya.

Menurut saya pensensoran yang dilakukan KPI tidak masuk akal. Karena ada bagian syur di kartun Spongebob, tokoh kartun Sandy yang menggunakan pakaian bikini, dan diburamkan. Sedangkan di Negara lain, tidak berlaku seperti itu. Sebenarnya dimana yang salah pada Negara kita? Apakah dengan melihat kartun tupai bisa membangkitkan imajinasi anak-anak? Sedangkan tidak ada yang dirugikan selama ini. Saya sebagai remaja merasa risih dengan tindakan tersebut. Seperti yang baru saja terjadi, siaran ulang Puteri Indonesia, dimana bagian tubuh yang dianggap aurat diburamkan. Menurut saya itu merugikan dari sisi perancang busana, kita tidak bisa melihat hasil rancangan busana yang sangat indah.

Apakah pola pikir masyarakat sekotor itu? Melihat sebagian dari aurat bisa meningkatkan nafsu? Apakah itu efek dari serba diburamkan yang membangkitkan rasa penasaran “mengapa harus disensor?”, sehingga masyarakat mencari tahu sendiri mengapa dan terus mencari semakin jauh. Hal tersebut semakin menampilkan lebih banyak lagi hal-hal yang seharusnya tidak layak dilihat. Hal-hal yang tidak penting seperti itu yang tidak memberikan dampak apa-apa disensor, sedangkan hal-hal yang seharusnya tidak dilihat oleh anak-anak seperti kekerasan, pembunuhan, adegan berdarah dan lainnya tidak disensor.
Semua orang tentunya memiliki nafsu yang bisa bangkit kapan saja. Disensor maupun tidak jika orang tersebut tergoda apa yang bisa dilakukan oleh kita sebagai orang luar? Justru seharusnya yang kita lakukan adalah menanamkan sex education kepada anak-anak sejak dini. Supaya mereka tidak merasa bahwa hal tersebut ialah tujuan dari sebuah kepuasan, melainkan hal yang akan kita dapatkan ketika kita sudah menikah. Dengan mensensor tidak menyelesaikan masalah, melainkan menambahkan masalah. Mengapa tidak bekerja sama dengan para orang tua untuk mengontrol apa saja yang disaksikan oleh anak-anak? Dengan tidak memiliki keamanan yang kuat,bukan berarti membatasi tontonan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun