Mohon tunggu...
Angela Sunaryo
Angela Sunaryo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fighting~

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Harumnya Coffee Latte

30 Januari 2020   18:35 Diperbarui: 30 Januari 2020   18:30 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
therawfoodbeginnerchef.com

BRAKKK!

Belum lama aku menyelesaikan kalimatku, tiba-tiba saja ada sekumpulan orang langsung membanting pintu kedai kopi hingga pintu kacanya pecah. Hal itu membuatku dan juga pengunjung di kedai kopi langsung menoleh ke arah pintu masuk dengan kaget disertai dengan suara teriakan pengunjung.

Salah satu orang yang membanting pintu itu langsung berteriak. " Di sini siapa yang namanya Axel?" Aku langsung menunduk dengan ketakutan. Billy yang berada di seberangku langsung berdiri dan menghadap orang yang berpakaian ala preman itu dengan satu gengnya.

"Ada apa ya, Mas?" tanya Billy layaknya orang yang bertanggung jawab atas kedai kopi ini. " Kami ingin bertemu bocah tengil yang namanya Axel. Tadi salah satu rekan kami ada yang bilang kalau dia pasti nongkrong di sini."

" Mungkin informasi yang Mas dapat salah. Di sini tidak ada pelanggan yang bernama Axel," ucap Billy berbohong. Demi melindungiku, ia berbohong di depan preman itu.

" Halah!" Preman itu langsung mendorong Billy hingga terjatuh. " Bohong! Dia pasti ada di sini." Setelah ia selesai berkata, ia memberi kode kepada anak-anak buahnya itu untuk memeriksa tiap pelanggan yang ada. Aku duduk di meja pojokan sehingga mereka tidak langsung mengenaliku jika tidak memeriksa satu per satu.

Aku berusaha untuk memasang muka datar dan tenang meskipun dalam hati, aku merasakan takut yang luar biasa. Sudah kuduga, mereka pasti mengincarku dan menagihiku. Setelah beberapa menit, rupanya mereka tetap mengenaliku ketika mereka memeriksaku. Saat itu juga, salah satu dari mereka mencengkeram kerah baju sekolahku dan menonjok wajahku. Aku langsung terjatuh setelah menerima pukulan yang sangat menyakitkan itu.

" Cepet, bayar utang sekarang! Kami sudah kasih kamu waktu sampai satu bulan, tapi kamu masih belum bayar-bayar. Memangnya kami kasih duit gratisan gitu." Preman itu menarik kerahku lagi dan menonjokku lagi untuk kesekian kalinya.

Ketika itu juga, pengunjung langsung berlari keluar kedai kopi, sedangkan Billy berusaha untuk berdiri dan menontonku ditonjoki dan dikeroyoki banyak orang.

" Cepetan, mana uangnya!" bentak preman itu. Aku tidak merespon dan aku hanya bisa membisu. Ternyata, dalam sekejap, air panas langsung melayang dari dalam panci ke arah preman yang sedang memukulku. Preman itu langsung melepaskan kerahku lalu meringis kesakitan juga.

" Siapa sih yang ngelempar air panas?" tanya preman itu dan ketika ia tahu siapa pelakunya, ia langsung berlari dan bergulat dengan sahabatku itu. "Dasar bajingan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun