Mohon tunggu...
anes selvia
anes selvia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Gizi

Mahasiswa Gizi di Solo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kolesterol Tinggi Gara-gara Rokok, Benarkah?

13 Januari 2020   15:00 Diperbarui: 9 April 2021   13:17 2774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rokok yang dianggap dapat menyebabkan kolesterol tinggi (Sumber : Andres Siimon via unsplash.com)

Apa itu kolesterol? Kolesterol adalah suatu zat yang diproduksi oleh tubuh tepatnya didalam organ hati. Namun kolesterol juga dapat berasal dari makanan hewani misalnya telur dan daging. 

Sebenarnya kolesterol bukanlah zat yang berbahaya bagi tubuh karena selain untuk pembentukan energi, tubuh juga membutuhkan kolesterol untuk membentuk sel dan hormon. 

Walaupun kolesterol memiliki banyak fungsi didalam tubuh, namun kadar kolesterol yang baik adalah dibawah 200mg/dl. Dan tentu saja tubuh manusia dapat mencukupi kebutuhan kolesterol sendiri tanpa perlu mengkonsumsi makanan yang yang mengandung kolesterol.

Lalu apa yang terjadi jika kadar kolesterol didalam tubuh tinggi? Seseorang yang menderita kolesterol tinggi atau yang disebut hiperkolesterolemia akan memiliki kemungkinan lebih besar terkena penyakit kardiovaskuler serius misalnya penyakit stoke dan jantung koroner. 

Gaya hidup dan kebiasaan makan merupakan faktor yang sangat sering menjadi penyebab terjadinya kolesterol tinggi. Bahkan kolesterol yang ada pada makanan sangat sulit dihindari oleh orang yang menjaga pola makannya. Karena semua makanan yang berasal dari hewan pasti mengandung kolesterol.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol terutama kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik. Lalu apakah benar merokok juga dapat meningkatkan kadar kolesterol didalam tubuh?

Menurut WHO penyebab utama masalah kesehatan di seluruh dunia adalah perilaku merokok, banyak sekli penyakit yang timbul diakibatkan oleh kebiasaan tersebut. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh WHO, Indonesia berada diurutan kedua dengan konsumsi rokok tertinggi di Asia Tenggara Setelah Timor Leste. Dengan didominasi kaum laki-laki sebesar 76,1%.

Data riskesdas juga menunjukan peningkatan jumlah perokok pada penduduk usia 10-18 tahun di Indonesia yaitu 7,2% pada tahun 2013, 8,8% pada tahun 2016, dan 9,1% pada tahun 2018. Angka tersebut masih sangat jauh dari target kementrian kesehatan dalam RPJMN (Rencana Pembagunan Jangka Menengah Nasional) yaitu sebesar 5,4%.

Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol dengan perilaku merokok. Dari banyaknya penelitian yang telah dilakukan tidak semua hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara kenaikan kadar kolesterol dengan perilaku merokok. 

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kadar LDL didalam tubuh. LDL (Low Density Lipoprotein) adalah kolesterol jahat yang dapat mengendap dan menyebabkan arteri tersumbat ketika jumlahnya terlalu banyak didalam tubuh.

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa perilaku merokok tidak terlalu mempengaruhi kadar kolesterol, namun paparan rokok yang lama atau kebiasaan merokok yang dilakukan dalam jangka waktu panjang menjadi faktor utama yang lebih signifikan karena dapat mengakibatkan permeabilitas membran maupun organ, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi jaringan pada tubuh.

Rokok mengandung sebuah zat kimia akrolein yang dapat menghentikan aktivitas HDL untuk mengangkut kolesterol untuk di ekskresi. HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolesterol baik yang bertugas mentransportasikan kolesterol dan trigliserid ke hati untuk di ekskresi atau dibuang jika tidak diperlukan. Jika aktivitas HDL terhenti maka akan terjadi penumpukan kolesterol dan menyebabkan terjadinya penyempitan arteri didalam tubuh.

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa kadar antioksidan seperti vitamin c dan juga beta karoten pada seorang perokok aktif lebih rendah dibandingkan perokok pasif. 

Padahal antioksidan sangat berperan dalam menangani radikal bebas. Seseorang yang lebih dari 5 jam menghirup asap rokok akan mengalami penurunan antibiokomia terhadap radikal bebas yang dapat meningkatkan nilai LDL didalam tubuh.

Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya merokok sangat tidak dianjurkan untuk seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Sekalipun tidak memiliki kadar kolesterol yang tinggi, banyak dokter yang akan menganjurkan para perokok untuk segera berhenti merokok. 

Karena merokok adalah penyebab masalah kesehatan yang paling sering dijumpai bukan hanya pada penyakit hiperkolesterolemia namun juga pada penyakit lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun