Mohon tunggu...
nurainy
nurainy Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - penulis amatir

Otodidak menulis: 1. puisi 2. lagu 3. kata mutiara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senyawa

27 Februari 2020   08:45 Diperbarui: 27 Februari 2020   08:51 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adalah misteri dibalik dua penyangga yang ku sandarkan serupa timbangan

Izinkan tabir tersibak untuk terbukanya mata bila berunsur cahaya

Adalah abdi berserah di kala redup dan marah

menyita udara untuk ku bercermin hamba

Angka serupa sudah berjalan dan lalu sejengkal saja

Dua puluh dua, pernah terbisik hawa untuk tiap makna

Dan kini aku terhadap, izinkanlah terucap

Ada ku diantara tak terhingga di lapisan debu bahkan lebih kecil lagi

Adalah seluruh gerak, sahut, jerit, dan harpa di kalbu

Ini terbaca dunia dan belum untukku

Itu dua diantara kiri dan kanan yang mereka tebar sebagai panutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun