Mohon tunggu...
Andi Cipta Asmawaty
Andi Cipta Asmawaty Mohon Tunggu... -

Saya adalah pekerja sosial di lembaga yang bernama Solidaritas Perempuan. Hobi membaca dan menulis mengenai situasi sosial merupakan ketertarikan saya sejak di bangku SMA. Setelah saya menjadi pekerja sosial yang berkaitan dengan perspektif perempuan dan gender, saya terus mengamati sekaligus mengkritisi realitas dari mikro hingga makro. Blog saya: www.feminisgaul.wordpress.com dan personal blog saya: www.andycipta.tumblr.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Mungkin) Lebih Baik Menjadi Penari Telanjang

23 November 2011   07:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:18 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini merupakan sebuah analisa artikel pengakuan yang disampaikan oleh perempuan Ukraina yang mengaku pernah menjadi Istri Saif Al-Islam Khadafy, putra pertama dari istri kedua Moammar Khadafy. Artikel sendiri dirilis oleh kompas.com dengan tajuk Inilah Pengakuan “Mantan Istri” Saif. Artikelnya telah dibaca oleh 62290 dengan komentar sebanyak 29 kolom dan dibagi melalui facebook sebanyak 57 kali.

Pengakuannya menunjukkan bagaimana aktor politik selalu berlindung di balik popularitasnya sedangkan perilaku yang dilakukan terhadap istrinya di dalam rumah nyaris tidak tersentuh oleh media bahkan tercium dengan gosip. Pilihannya untuk mau dinikahi oleh Saif terbilang kontroversi, baik untuk Nadia maupun untuk Saif.  Dan bila ia bungkam, itu bagian dari strategi untuk mencari aman dan menghindarinya dari mara bahaya.

Mereka bertemu kala Saif “bermain” di suatu klub dimana Nadia berprofesi sebagai penari telanjang kala itu.  Ia memilih sebagai penari telanjang karena persoalan kemiskinan masih menjadi benturan dalam kesehariannya. Eksploitasi tubuhnya sendiri menjadi jalan, ketika kebutuhan hidup itu mendesak untuk dipenuhi. Landasan inilah yang kemudian menjadikan pilihan untuk dinikahi oleh pria kaya menjadi sangat menggiurkan. Pernikahan terlihat sebagai pintu surga. Pernikahan dianggap sebagai ujung cerita dan titik akhir pencarian kebahagian. Pernikahan juga dinilai sebagai langkah keluar dari jebakan kemiskinan. Sayangnya, momok ini masih terus bermain-main di kepala perempuan. Meskipun kontroversi dan sangat berbeda dengan kehidupannya, ia akan mengambil pilihannya yang terlihat memberikan dirinya ruang aman. Namun, aman itu adalah imaji yang diciptakan oleh laki-laki agar pilihan tersebut terlihat cantik dan serba dongeng. Sehingga kemudian, Nadia menelan bulat-bulat bahwa “hidup itu bukan dongeng” ketika ia merasa was-was dengan ancaman. Bersembunyi juga merupakan strategi perempuan selamat dari kacaunya kebenaran di belakang kehidupan seorang bintang yang serba pura-pura.

Namun demi harapan tersebut, si perempuan rela untuk melakukan pindah agama, operasi keperawanan, dibuktikan, dikawini oleh keluarga yang bereputasi baik-baik karena impiannya untuk hidup sebagai perempuan yang normal dalam kehidupan yang normal. Belum lagi, pembuktian keperawanan di hadapan bibi Saif yang merupakan bagian dari praktik kekerasan terhadap perempuan. Selaput dara adalah otoritas perempuan yang tidak boleh diganggugugat oleh siapapun. Betapa menyesalnya perempuan, karena pilihan yang di dulu hadapannya bukanlah hitam-putih. Hanya saja terlihat putih hanya karena kemampuan Saif untuk merekayasa cerita dan citra publik yang membentuk Saif, anak seorang penguasa Libya. Namun belakangan, Nadia mengetahui adalah seorang eksibisionis dan pengguna narkoba.

Perkataan Nadia menegaskan belum tentu ritual keagamaan yang sesuai dengan tradisi menjamin tindakan yang juga sesuai dengan harapan ritual tersebut. Perempuan yang sudah berkorban berpindah iman dan keyakinan, berperilaku sebagai perempuan tunduk ini tidak mampu membohongi naluri pembebasannya. Ia tidak tahan di rumahnya sendiri. Terlebih sikap Saif yang sama sekali tidak menghormati posisi Nadia sebagai istrinya.  Sering membawa banyak perempuan, hura-hura, dan menggunakan narkoba. Saif juga melakukan kekerasan fisik terhadap Nadia. Saif memukulnya dan melemparkannya keluar jendela. Ia kemudian harus mengalami koma selama 47 hari.

Meskipun demikian, paska peristiwa itu, ia menyadari bahwa hubungannya dengan Saif telah berakhir dan dapat merajut masa depan. Bangkit dan melupakan masa lalunya.

Link.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun