Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Guru Nasional 2020, Tetap Mengabdi Meski Tak Terjangkau Teknologi

25 November 2020   00:25 Diperbarui: 25 November 2020   00:34 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Prbadi Guru Lewy Yunatan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah

"Pak, beras kita habis." Bisik bu Umar kepada suaminya. 

Dengan tertunduk lesu, pak Umar menjawab dengan lirih, "Sabar ya bu, bapak akan berusaha, agar kita bisa tetap makan ya." Kemudian pak Umar berpamitan kepada bu Umar, untuk berangkat mengunjungi murid-muridnya yang berada di pelosok kampung, untuk mengajar. 

Pak Umar adalah seorang tenaga pendidik sebuah sekolah yang berada di suatu desa, jauh dari pusat keramaian kota, minim jaringan komunikasi, bahkan untuk menjangkau sekolahnya pun harus menggunakan kelotok (perahu kecil) sebagai satu-satunya alat transportasi. 

Pandemi ini membuat para guru, termasuk pak Umar, untuk berupaya keras tetap membantu anak-anak untuk belajar, meski minim fasilitas pendukung yang berbau teknologi. 

"Selamat pagi anak-anak." Sapa pak Umar kepada anak-anak yang sudah bersiap untuk belajar. Pagi ini hanya ada 4 murid yang berkumpul untuk mengikuti proses belajar. 

Selama pandemi ini, Pak Umar membagi kelas tatap muka menjadi beberapa kelompok kecil, dan belajar di lokasi yang telah disepakati. 

"Nah anak-anak, seminggu sudah kita tidak bertemu, adakah yang mau bercerita aktivitas kalian selama satu minggu ini?" Tanya pak Umar kepada muridnya. 

"Saya pak." Seru Rayhan, salah seorang murid pak Umar. Rayhan adalah anak dari seorang petani, yang rumahnya jauh di pelosok, untuk sampai ke tempat tinggalnya, jika dari sekolah, ia harus naik kelotok, kemudian berjalan kaki lagi sejauh kurang lebih 7 kilometer. 

Kemudian Rayhan mulai bercerita. "Pak, minggu lalu, ladang kami kebanjiran, sebagian tanaman kami rusak pak." Rayhan bercerita dengan raut wajah sedih. "Jadi selama beberapa hari ini, saya membantu ayah saya pak, kami membersihkan kembali ladang, kemudian kami olah lagi, supaya kami tetap bisa memperoleh manfaat dari hasil bumi ini, karena dari hasil itulah kami bisa hidup. Tidak hanya itu pak, kami juga memperbaiki saluran air, agar pada saat air pasang nanti, ladang kami tidak kebanjiran lagi." Ungkap Rayhan. 

"Bapak turut prihatin ya, semoga jerih payahmu membantu orangtua membuahkan hasil ya, Nak." Kata pak Umar. Itulah cerita Rayhan, di antara beberapa cerita teman-temannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun