Mohon tunggu...
Andy Caesar Shidqi
Andy Caesar Shidqi Mohon Tunggu... Lainnya - pulangpulangpagi

Menuju Waktu Yang Akan Datang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lelaki yang Menggonggong

25 Agustus 2020   15:42 Diperbarui: 26 Agustus 2020   18:20 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuatu yang aneh selalu merasuki pikirnya ketika ia menatap kaca.

Tidak ada yang istimewa di hari ini. Semuanya terasa sama, seperti hari-hari yang telah berlalu kemarin dan mungkin berlaku pula pada hari setelah hari ini. Pukul sepuluh malam ia mencoba tidur, lagi dan lagi tidak bisa tidur. 

Bayangan mengenai masa silam muncul seketika seperti layar bioskop yang terbentang disinari proyektor pemutar film, dan sudah bisa ditebak, ia tidak bisa tidur hingga pukul tiga pagi, lalu bangun pada pukul enam pagi. 

Hal yang sudah ia lakukan selama tiga bulan ini dengan patuh ia lakukan terus-menerus, seperti minum obat. Patuh dan teratur.

Hal itu berawal dari pertemuannya dengan perempuan malam yang biasa mangkal di emperan toko seputaran jalan Merdeka. Banyak orang bilang, ia adalah primadona jalang yang sedari umur tiga belas tahun sudah menjajakan kelaminya pada para pelancong yang kesepian. 

Tidak diketahui dengan jelas asal-usul perempuan itu. Kecuali pemilik kedai Barito. Yang orang-orang tau hanyalah paras cantik, tubuh aduhai perempuan itu.

Para pelancong yang telah terbiasa datang ke tempat wisata Pulau Indah memang telah mengenal baik perempuan ini, apalagi yang datang hanya untuk bercinta dengannya, tentu tidak sedikit jumlanya.

Dan malam itu, malam yang langitnya penuh dengan bintik-bintik kuning bersinar, ia datang ke wisata Pulau Indah. Ia datang bersama tiga tema kantornya yang memaksa dirinya untuk ikut mereka berwisata berhubung sedang libur panjang, tiga hari. 

Sia-sia belaka jika tidak diisi dengan menghibur diri setelah penat kerja menderu tubuh dan pikiran mereka, tukas salah satu temannya yang bertubuh gemuk dengan mata sipit dan wajah bulat menyerupai pegulat Jepang yang sukanya pakai popok. 

Tidak ada alasan pula untuk menolak ajakan dari teman-temannya karena ia tidak punya agenda, tidak memiliki kekasih, dan rumah orang tuanya pun teramat jauh. Walhasil, dengan sedikit enggan, ia mengiayakan ajakan teman-temannya itu.

Si Wajah Pegulat Jepang memberikan informasi bahwa di Pulau Indah ada perempuan cantik dengan tubuh aduhai bisa ditiduri dengan tarif murah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun