Mohon tunggu...
Andy Caesar Shidqi
Andy Caesar Shidqi Mohon Tunggu... Lainnya - pulangpulangpagi

Menuju Waktu Yang Akan Datang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Halida dan Hamida

29 Juli 2020   21:54 Diperbarui: 7 Oktober 2020   10:49 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasu Halida dan Hamida (by @manums) 

Nasi telah menjadi bubur, penyesalan meminta tempat karena perlakuan tidak patut di awal. Lida dan Mida telah menuai apa yang telah ia lakukan karena memakan makanan kakek itu tanpa seizin pemiliknya. Dengan sangat menyesal, Lida dan Mida bersepakat menjadi keledai. Maka seketika mereka berdua berubah menjadi keledai yang anggun.

Setelah itu kakek melepaskan keledai itu keluar rumahnnya. Setelah bertahun-tahun, keledai itu tidak pernah keluar huta, kerjaanya hanya mondar-mandir kebingungan karena tak tahu jalan pulang. Seperti lupa ingatan. Ling-lung tak karuan. 

Sampai pada suatu masa hujan turun dengan begitu lebat berhari-hari. Hari berganti hari, tanah-tanah hutan makin lunak karena air yang berlebihan menetesinya. Tanah seperti mau amblas jika tertekan beban. 

Tepat pada Rabu siang, hujan yang makin parah disertai guntur dan halilintar menyambar pohon. Satu pohon besar itu rubuh menghujam tanah, membawa serta dua keledai yang sedang berlindung pada tubuhnya dari hujan yang tiada henti-hentinya selama satu bulan lamanya.

Melihat cucu-cucunya yang tertidur, kakek pun keluar diam-diam dan perlahan-lahan. Tidak lupa mematikan lampu dahulu sebelum keluar. Kakek begitu senang melihat muka cucu-cucunya yang lucu-lucu mirip dengan dirinya dulu. 

Seketika membawanya pada masa di mana ia dulu masing muda. Kenangan yang samar-samar di desa. Dan memberi makan sapi adalah hal yang paling ia sukai. 

Kakek suka pada sapi, tidak heran jika ia bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi melalui bisnis sapi. Ia pun tertawa kecil sembari menuju ranjangnya, lalu tertidur kelelahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun