Mohon tunggu...
Anindita Rahardini
Anindita Rahardini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Mari belajar bersama!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pisau Batik Sudiman yang Mendunia

12 November 2019   12:27 Diperbarui: 12 November 2019   12:36 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penunjuk jalan tempat showroom pisau batik Sudiman berada. | dokpri

"Logam jenis stainless-steel itu paling bagus buat batik, soalnya kan gak dibakar, jadi nggak berkarat."

Setelah pisau selesai dibuat, pisau itu mulai dibatik oleh seorang perempuan yang merupakan salah satu karyawan Diman.

Perempuan itu tampak sangat luwes menggerakan canting di atas logam pisau sesuai dengan pola yang diinginkan, bahkan pola tersebut tidak dicetak terlebih dahulu di atas logam pisau.

Proses membatik pada logam pisau. | dokpri
Proses membatik pada logam pisau. | dokpri
"Kalau mbaknya ini udah tahu semua motifnya, udah hapal. Kalo saya ya ngebuat pisaunya, nanti yang ngebatik mbaknya ini sama temen-temennya."

Pisau yang telah selesai dibatik kemudian direndam kurang lebih dua setengah hari agar warnanya keluar. Kemudian direbus atau dilorot dengan soda abu agar malamnya hilang dan dibersihkan.

Diman menjamin jika motif batik tidak akan hilang walaupun dicuci, bahkan warna dan motifnya akan semakin jelas jika semakin sering dipakai.

Proses membatik pada logam pisau. | dokpri
Proses membatik pada logam pisau. | dokpri
"Pisau saya kalau digunakan warnanya malah semakin kelihatan, jadi awet. Apalagi kalau pertamanya dibuat motong nanas, wah itu malah bagus sekali."

Meskipun usahanya terbilang sukses, Diman memiliki berbagai pengalaman yang kurang menyenangkan. Diman pernah tidak bisa memenuhi pesanan yang datang dari Perancis karena sangat banyak dan tenaga yang dimilikinya terbatas.

Selain itu, Diman juga belum mengetahui proses ekspor-impor sehingga Diman mengharapkan adanya pelatihan dan bimbingan dari pemerintah agar usahanya dapat terangkat. Belum lagi dengan kondisi masyarakat yang masih kurang melirik kerajinan tersebut.

Hasil akhir pisau batik yang sudah jadi. | dokpri
Hasil akhir pisau batik yang sudah jadi. | dokpri
"Ya kan memang usahaku suksesnya belum lama, masih baru, dan rata-rata masyarakat masih merasa eman-eman kalau pisau batiknya dipakai, padahal lebih bagus dipakai, bisa tahu juga tajam atau tidaknya. Saya kalau dirumah saja pakainya pisau batik."

Meski begitu, Diman tetap senang karena usahanya mulai banyak dikenal orang dan banyak tamu yang datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun