Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Menyongsong Industri 5.0, Siap atau Tidak?

28 Maret 2021   12:41 Diperbarui: 29 Maret 2021   05:04 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masyarakat 5.0| Sumber: FREEPIK/jannoon028 via Kompas.com

Sementara dari sisi tenaga kerja, industri tradisional mengharuskan manusia melakukan pekerjaan rutin dengan menghabiskan banyak waktunya. 

Manusia merelakan waktunya habis untuk bekerja mengejar kelayakan hidup, sementara keluarga dan kesehatannya sering menjadi tumbal. Minim waktu bersama keluarga dan berolahraga, penyakit fisik, dan mental mengintai.

Ilustrasi: Tuntutan produktivitas bekerja mengorbankan banyak waktu dan tenaga (wearethecity.com)
Ilustrasi: Tuntutan produktivitas bekerja mengorbankan banyak waktu dan tenaga (wearethecity.com)
Itulah gambaran dari revolusi industri dan perkembangannya terhadap keberlangsungan kehidupan antara alam dan manusia. Kesadaran akan adanya ancaman terhadap kerusakan ekosistem yang berakibat pada kehancuran, menggugah munculnya model industri masa depan yaitu Industri 5.0.

Mengenal Industri 5.0

Ini bukanlah omong kosong, karena road map alias peta jalannya sudah mulai diimplementasikan. Jika istilah Sustainable Development Goal (SDG) atau artificial intelligence yang dalam bahasa Indonesia disebut kecerdasan buatan saat ini sering disebut-sebut, perlu diketahui keduanya adalah sebagian dari komponen ke arah penerapan Industri 5.0

Sekian waktu berjalan, orientasi industri selalu mengejar laba, maka karakteristik utama dari Industri 5.0 adalah tidak lagi menempatkan laba sebagai prioritas pertama. 

Konsep Industri 5.0 bukan lagi eksploitasi sumber daya baik alam dan manusia dalam proses produksi barang dan jasa, melainkan menempatkan kesejahteraan para pekerja sebagai pusat dari aktivitas produksi sambil mengoptimalkan fungsi teknologi canggih guna mendukung aktivitas agar antara kehidupan dan kemakmuran pekerja menjadi selaras, serta menghargai dan menjaga kelestarian keasrian planet bumi.

Ilustrasi: Pengembangan robot dengan kecerdasan buatan untuk kepentingan manusia (independent.co.uk)
Ilustrasi: Pengembangan robot dengan kecerdasan buatan untuk kepentingan manusia (independent.co.uk)
Industri bergeser dari hanya bertumpu pada kepentingan pemegang saham menjadi lebih berperan bagi masyarakat luas dan alam. 

Maka dari itu industri dituntut untuk menerapkan transisi digital dan semakin ramah lingkungan pada tingkat produksi dan persaingan sebagai penggerak terciptanya kemakmuran masyarakat serta keberlangsungan sosial.

Keberadaan teknologi canggih seperti robot dan kecerdasan buatan diharapkan membantu manusia dapat bekerja lebih baik dan optimal. Pekerjaan rutin dan kasar akan dilakukan oleh robot atau mesin, manusia akan lebih berperan menggunakan soft skill dan kecerdasan emosional. 

Namun peran sentuhan manusia tetap dibutuhkan, mesin hanya bersifat sebagai pendukung supaya hasil pekerjaan lebih maksimal. Analisis dan kreativitas menjadi poin penting dalam bidang pekerjaan di masa mendatang, karena ruang dan waktu pekerja lebih mengutamakan optimalisasi kreasi, mengkaji dan berinteraksi antar sesama manusia di dalam lingkungan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun