Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Asa UMKM di Era Normal Baru

28 Juni 2020   17:00 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:11 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era kenormalan baru jadi pembuka harapan UMKM untuk bangkit kembali| Ilustrasi: timesindonesia.co.id

Ilustrasi: finansial-bisnis.com
Ilustrasi: finansial-bisnis.com
Kaitan lainnya di bidang ekonomi adalah daya beli dan konsumsi menurun, investasi lesu dan tentu saja pertumbuhan ekonomi ikut memble. Hal ini memicu penurunan kinerja keuangan, alhasil harapan akan stabilitas sistem keuangan dan makroprudensial aman terjaga terancam.

Ambruknya sisi konsumsi (demand) dan sisi dunia usaha (supply) turut melumpuhkan UMKM yang dulunya diklaim kebal krisis, menurut Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Akumindo) kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 60%, jumlah tersebut sangat besar.

Ditambah lagi UMKM menyumbang 14% dari total ekspor nasional. Kontribusi UMKM pada perekonomian Indonesia terbukti bukan kaleng-kaleng. Sekaligus tidak terbantahkan kemajuan maupun penurunan UMKM akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan serta upaya mewujudkan makroprudensial aman terjaga.

Apa Kabar UMKM?

Jika berkaca pada data, nampaknya belum menggembirakan, menurut Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop) terdapat 1.785 koperasi dan 16.313 UMKM menjadi korban COVID-19. Menyongsong era normal baru sebagai harapan, asa untuk bangkit harus tetap diperjuangkan walaupun ketidakpastian masih menjadi tantangan.

Pandemi COVID-19 membawa perubahan pola konsumsi dan perilaku masyarakat. Faktor kebersihan dan kesehatan lebih diperhatikan dan juga meningkatnya transaksi dalam jaringan atau online. 

Selain itu ternyata tidak semua sektor usaha rontok selama masa pandemi COVID-19, masih ada beberapa sektor mampu bertahan seperti kebutuhan pokok, kesehatan dan logistik.

Ilustrasi: finansial.com
Ilustrasi: finansial.com
Jika pada masa normal pra COVID-19 UMKM mampu menyediakan 97% lapangan pekerjaan, bagaimana UMKM dapat bangkit dan kembali menciptakan lahan padat karya yang akan mengangkat kesejahteraan masyarakat sekaligus menopang stabilitas sistem keuangan agar makroprundensial aman terjaga? 

Kuncinya adalah pelaku UMKM harus cerdas berperilaku, berinovasi dan jeli mengikuti perubahan pola konsumsi masyarakat.

Salah satu penekanan paling penting di era normal baru adalah protokol kesehatan. Maka kesiapan aspek kesehatan penting bagi UMKM saat memulai usahanya di era normal baru. Memperhatikan kebersihan dan kualitas bahan baku, tata cara penyajian, tempat usaha, pengemasan dan mekanisme pemesanan.

Sudah pasti membutuhkan upaya lebih, tetapi masyarakat terlanjur lebih kritis terhadap faktor kebersihan dan kesehatan, sehingga menjadi tuntutan bagi UMKM mengikuti perubahan tersebut. Saat ini semuanya tengah berupaya beradaptasi memenuhi norma-norma di era normal baru, tak terkecuali bagi UMKM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun