Hiatus dan mereka kembali. Mengapa mereka memutuskan kembali? Sebut saja uang. Ya, tawaran proyek reuni dengan bayaran besar menjadi hal menggiurkan bagi musisi. Apalagi musisi yang telah melewati masa jayanya dan minim merilis karya baru.Â
Nama besar mereka menjadi jaminan bahwa tiket konser akan laku, karena masih banyak para penggemar mereka yang menggilai karya-karya lawasnya.
Tiket akan laku keras, promotor tidak perlu pusing memikirkan strategi promosi. Ini proyek aman karena musisi semacam GNR atau Spice Girls memiliki captive market, ada penggemar berat yang selalu menyimak dan mengidolakan musik mereka. Pangsa pasar semacam ini tidak akan tergantikan walaupun industri musik terus berubah.
Apakah ada faktor lain disamping uang? Tentunya ada. Beberapa grup musik yang memutuskan kembali setelah hiatus mengungkapkan kerinduan mereka akan pertunjukan. Masa jeda beberapa lama atau malah sangat lama, memberikan banyak inspirasi dan semangat baru dalam berkarya.
Masa keemasan yang penuh sukses melekat dalam ingatan, ada kalanya mereka ingin memulai dan mengulang kembali langkah tersebut. Merasakan adanya kehilangan selama masa hiatus. Sehingga ingin kembali berada pada jalurnya, kembali berkarya kembali tampil di atas panggung, ya ujungnya adalah reuni. Merasakan lagi passion dan jati diri yang sekian lama dilupakan.
Padahal usia Bryan May dan Roger Taylor sudah menginjak di atas 70 tahun. Dan tidak ada lagu baru yang dirilis selepas album Made In Heaven di tahun 1995.
Fenomena ini terjadi karena pada dasarnya penonton senang bernostalgia. Gembira menyaksikan idola mereka tampil kembali. Seakan balik lagi ke masa lampau, masa masih muda penuh gairah.Â
Faktor usia sejatinya tidak dapat disangkal, aksi panggung mereka tidak seenergik dahulu, karena yang ditampilkan sebetulnya adalah sisa kejayaan masa lalu.Â
Namun hal itu diimbangi oleh kematangan dan kedewasaan dalam bermusik. Kharisma dan ciri khas pemusik akan semakin nyata ketika sudah mencapai kematangan.