Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Di Balik Keputusan Hiatus Musisi dan Mereka yang Kembali

25 Mei 2020   15:49 Diperbarui: 25 Mei 2020   20:55 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiatus dan mereka kembali. Mengapa mereka memutuskan kembali? Sebut saja uang. Ya, tawaran proyek reuni dengan bayaran besar menjadi hal menggiurkan bagi musisi. Apalagi musisi yang telah melewati masa jayanya dan minim merilis karya baru. 

Nama besar mereka menjadi jaminan bahwa tiket konser akan laku, karena masih banyak para penggemar mereka yang menggilai karya-karya lawasnya.

Tiket akan laku keras, promotor tidak perlu pusing memikirkan strategi promosi. Ini proyek aman karena musisi semacam GNR atau Spice Girls memiliki captive market, ada penggemar berat yang selalu menyimak dan mengidolakan musik mereka. Pangsa pasar semacam ini tidak akan tergantikan walaupun industri musik terus berubah.

Ilustrasi: creativedisc.com
Ilustrasi: creativedisc.com
Di sisi lain, menonton konser menjadi ajang eksistensi para netizen di media sosial. Penonton yang hadir tidak hanya terdiri dari para penggemar berat tetapi dihadiri juga oleh golongan pencari sensasi untuk unjuk diri di media sosial, ikut nonton walaupun belum tentu mengetahui lagu-lagu musisi tersebut. Yang penting eksis di sosmed.

Apakah ada faktor lain disamping uang? Tentunya ada. Beberapa grup musik yang memutuskan kembali setelah hiatus mengungkapkan kerinduan mereka akan pertunjukan. Masa jeda beberapa lama atau malah sangat lama, memberikan banyak inspirasi dan semangat baru dalam berkarya.

Masa keemasan yang penuh sukses melekat dalam ingatan, ada kalanya mereka ingin memulai dan mengulang kembali langkah tersebut. Merasakan adanya kehilangan selama masa hiatus. Sehingga ingin kembali berada pada jalurnya, kembali berkarya kembali tampil di atas panggung, ya ujungnya adalah reuni. Merasakan lagi passion dan jati diri yang sekian lama dilupakan.

Ilustrasi: soundlightup.com
Ilustrasi: soundlightup.com
Bagi penonton menyaksikan konser musisi senior yang reuni juga menjadi hal menyenangkan. Contohnya adalah konser Queen + Adam Lambert di berbagai negara selalu mendapat sambutan positif. 

Padahal usia Bryan May dan Roger Taylor sudah menginjak di atas 70 tahun. Dan tidak ada lagu baru yang dirilis selepas album Made In Heaven di tahun 1995.

Fenomena ini terjadi karena pada dasarnya penonton senang bernostalgia. Gembira menyaksikan idola mereka tampil kembali. Seakan balik lagi ke masa lampau, masa masih muda penuh gairah. 

Faktor usia sejatinya tidak dapat disangkal, aksi panggung mereka tidak seenergik dahulu, karena yang ditampilkan sebetulnya adalah sisa kejayaan masa lalu. 

Namun hal itu diimbangi oleh kematangan dan kedewasaan dalam bermusik. Kharisma dan ciri khas pemusik akan semakin nyata ketika sudah mencapai kematangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun