Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terawang Peluang Bisnis Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia

28 Agustus 2019   17:04 Diperbarui: 29 Agustus 2019   07:58 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa Alexander Fleming (1881-1955) adalah sosok jenius, berkat penemuannya yaitu penicillin, dunia medis dan umat manusia sangat terbantu. Sebagai sosok visioner, Alexander Fleming ternyata juga sangat mengagumi para ilmuwan dan peneliti di era sebelumnya. 

Secara tidak langsung pola pikir dan kerja keras para tokoh yang dikaguminya turut berpengaruh bagi Alexander Fleming. "For the birth of something new there has to be a happening. Newton saw an apple fall; James Watt watched a kettle boil; Roentgen fogged some photographic plates. And these people knew enough to translate ordinary happenings into something new." Demikian komentar Alexander Fleming dalamn menanggapi dinamika penemuan di bidang ilmu pengetahuan yang membawa perubahan bagi masyarakat luas.

Industri serta dunia usaha, inovasi kerap menjadi penentu keberhasilan, termasuk dalam industri keuangan, hari ini industri keuangan bergerak sangat dinamis, perubahan konsep bisnis karena adanya kemajuan teknologi semakin menawarkan banyak fitur dan kemudahan bagi penggunanya.

Jika dalam beberapa dekade silam untuk melakukan transaksi transfer uang kita membutuhkan banyak waktu, saat ini proses tersebut dapat dilakukan dan diselesaikan hanya dalam hitungan detik. Mark Zuckenberg mengatakan bahwa, "Saya percaya kemudahan mengirim uang ke seseorang akan sama seperti dengan mengirim foto."

Akhirnya konglomerasi milik Mark Zuckenberg melalui  WhatsApp meliris fitur WhatsApp Pay. Industri keuangan kembali kedatangan pemain baru, persaingan akan semakin sengit berkat hadirnya perusahaan berbasis teknologi sekelas WhatsApp.Menarik untuk disimak perubahan peta persaingan dan kondisi bisnis industri keuangan, terutama lembaga keuangan dengan segmen pasar di kalangan ekonomi mikro tetapi  modal serta jaringan bisnisnya relatif sedikit. Di Indonesia, potret segmen usaha seperti itu dapat kita temui di berbagai daerah melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Konsep Bisnis Dasar Bank Perkreditan Rakyat

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengertian dari BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Secara konsep bisnis, BPR dapat digambarkan sebagaimana bank pada umumnya hanya saja dalam konteks lebih sempit dan sederhana. Karena BPR tidak diperkenankan melakukan aktivitas lalu lintas pembayaran, seperti layanan Real Time Gross Settlement (RTGS) atau kliring, sebut saja layanan transfer uang.

Ilustrasi: ojk.go.id
Ilustrasi: ojk.go.id
Itulah prinsip dasar sebagai pembeda antara BPR dengan bank umum. BPR hanya dapat melakukan fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat melalui produk tabungan dan deposito, serta menyalurkan dana atau pembiayaan kepada masyarakat. Namun BPR tidak dapat melayani kebutuhan rekening giro, karena rekening giro merupakan salah satu elemen dasar dalam transaksi lalu lintas pembayaran.

Umumnya BPR beroperasi dalam skala kecil dengan nasabah ekonomi mikro dan kecil. BPR senantia memiliki Kantor Cabang di pasar, lumbung desa maupun koperasi. Keunikan dan daya tawar BPR adalah kedekatan dengan nasabahnya serta mengenal profil dan demografi lingkungan di sekitarnya.

Lantas bagaimana BPR menghadapi tuntutan serta persaingan industri yang semakin berat. Memang berat karena BPR dihadapkan untuk bersaing dengan bank umum dan tentunya adalah financial technology (fintech). Di sisi lain berbagai aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator seperti pemenuhan modal minimum, penerapan fungsi kepatuhan dan manajemen risiko, semakin menambah pekerjaan rumah bagi BPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun