Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Waspada Investasi Ilegal dan Mengenal Investasi Resmi

3 Juli 2018   21:48 Diperbarui: 4 Juli 2018   08:16 3950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah pasti akan terasa menyenangkan jika kita bisa mendapatkan keuntungan dari uang yang diinvestasikan. Apalagi jika keuntungan tersebut ternyata dirasa besar. Dengan modal sejumlah uang, berbagai instrumen investasi dapat dipilih mulai dari model konvensional atau sederhana sampai dengan model investasi yang rumit.

Bagi sebagian orang menyimpan uang dalam bentuk deposito masih merupakan pilihan yang dianggap cukup aman, walaupun sebetulnya jika dihitung sebetulnya hasil dari bunga deposito dapat dikatakan tidak terlalu besar, tetapi model investasi ini cukup aman, karena setidaknya dana yang disimpan di bank sampai dengan jumlah Rp 2 milyar dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan juga perbankan di Indonesia diawasi secara ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Disamping deposito instrumen lain yang dilirik adalah pasar modal, valuta asing, komoditas bisa juga dengan membeli properti atau tanah. Intinya semua instrumen tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dan semuanya tergantung dari selera kita untuk menentukan instrumen mana yang sekiranya cocok.

Ilustrasi: africabusinessclassroom.com
Ilustrasi: africabusinessclassroom.com
Tujuan dari menginvestasikan uang adalah mendapatkan keuntungan dan  di tengah gaya hidup dengan pola pikir ingin mendapatkan hasil secara serba cepat, tentunya tawaran berbagai instrumen investasi  dengan iming-iming keuntungan besar dan cepat diperoleh pasti sangat menarik bagi sebagian masyarakat. Tetapi jangan lupa, kita juga sudah semestinya waspada dengan tawaran menggiurkan, jangan sampai uang yang diinvestasikan malah akhirnya tanpa hasil alias tertipu.

Kasus investasi bodong seperti halnya kasus Koperasi Pandawa yang sempat ramai diberitakan dengan jumlah kerugian sangat besar kiranya dapat menjadi pelajaran, tetapi praktek investasi ilegal ternyata masih ramai beredar di masyarakat. Investasi abal-abal tersebut dikemas dengan berbagai metode dan pendekatan. Ada yang berbentuk money game, arisan sampai dengan modus dengan meluncurkan produk keuangan layaknya perbankan.

Investasi Resmi

Pilihlah investasi secara bijaksana, jangan tergiur keuntungan besar semata namun pada akhirnya uang kita raib semua. Dalam hal ini tentunya investor sebagai pihak yang memiliki modal perlu dijamin atas investasinya supaya aman dan menghasilkan.

1.  Aspek Legal dan Kejelasan Organisasi Pihak Penyelenggara Investasi

 Hal ini sangat penting karena bagaimana pun ketika kita menginvestasikan uang kepada suatu pihak, maka sesungguhnya kita telah mempercayakan uang tersebut kepada pihak lain. Tentunya kita membutuhkan kepastian dari pihak tersebut, salah satu aspek yang dapat menjadi landasan adalah aspek legal dari penyelenggara tersebut.

Menjadi penyelenggara investasi resmi membutuhkan izin dari banyak pihak selaku regulator yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin. Untuk mendapatkan izin tersebut diperlukan banyak persyaratan dan semuanya akan dikaji kelayakannya terlebih dahulu. Sebagai contoh untuk mendirikan sebuah bank diperlukan ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga Bank Indonesia.

Setelah suatu organisasi mendapat izin resmi, keberadaan dari organisasi tersebut dapat dibuktikan secara hukum sebagai institusi sah yang dapat menyelenggarakan dan menjual instrumen investasi atau mengelola jasa keuangan bagi masyarakat.

Banyak aspek yang ditinjau oleh regulator sebelum sebuah organisasi dinyatakan sah, hal ini dilakukan agar penyelenggara investasi merupakan pihak yang benar-benar layak untuk mengelola dana masyarakat.  

Aspek tersebut dapat berupa kelayakan pemenuhan modal dasar, tata kelola organisasi yang baik dan benar, fit and proper test bagi pengurus organisasi tersebut. Memperoleh izin tersebut memang tidak mudah, makanya jika ada suatu organisasi secara tiba-tiba muncul dan menawarkan investasi, terlebih dikelola oleh pihak perorangan, semestinya kita perlu berhati-hati.

OJK memiliki daftar resmi organisasi yang memiliki kewenangan untuk mengelola investasi, cara paling mudah untuk memastikan legalitas penyelenggara investasi adalah dengan mengecek keberadaannya dengan daftar OJK. Jika penyelenggara investasi yang kita temui ternyata tidak terdaftar, sebaiknya niat untuk berinvestasi diurungkan terlebih dahulu.

2. Transparasi Produk dan Pengelolaan Dana

Investasi dengan izin resmi pasti akan diawasi secara ketat oleh OJK, sehingga segala sesuatu yang dilakukan telah diatur secara baku, termasuk dalam hal produk dan pengelolaan dana yang ditawarkan kepada investor.

Ilustrasi: pixane.com
Ilustrasi: pixane.com
OJK senantiasa mendorong agar investor dapat mengetahui secara jelas dan lengkap produk dan jasa pengelolaan dana macam apa yang dibeli oleh mereka. Sehingga mau tidak mau penyelenggara investasi harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap mengenai fitur dan metode pengelolaan dana. 

Tujuannya adalah melalui transparansi produk dan pengelolaan dana, investor dapat memahami dan menerima segala bentuk risiko, konsekuensi dan juga persyaratan untuk menanamkan modalnya melalui instrumen investasi tersebut.

Transparansi merupakan metode agar investor dapat mengetahui secara pasti akan diapakan uang milik mereka, dan bagaimana caranya mereka akan mendapatkan imbal balik dari investasi tersebut. Sehingga jika investor merasa produk tersebut tidak cocok atau berisiko, investor dapat menolaknya tanpa paksaan apapun dan memilih instrumen lainnya. Dengan demikian tidak ada pihak yang dirugikan.

3. Dilakukan Oleh Tenaga Profesional

Untuk mengelola dana diperlukan keahlian khusus, artinya tidak dapat dilakukan secara serampangan. Pengelolaan dana untuk investasi membutuhkan kemampuan analisis untuk dapat mengenali pola pada instrumen investasi misalnya kondisi ekonomi, fluktuasi harga pasar, tingkat suku bunga. Analisis ini dilakukan agar investor diberikan rekomendasi terbaik untuk menanamkan uang mereka.

Analisis tersebut dilakukan dengan serangkaian metode dan dasar ilmiah, maka tenaga profesional ini sebelum diterjunkan untuk menghadapi investor dibekali dengan pengetahuan terkait terlebih dahulu. Bahkan untuk beberapa bidang yang dianggap memiliki tingkat kompleksitas dan risiko tinggi, tenaga profesional ini diwajibkan untuk memiliki sertifikasi profesi.

4. Imbal Balik (Keuntungan) Investasi Secara Wajar

Keuntungan sewajarnya, itulah ciri sebuah produk investasi resmi. Patokan utamanya adalah reverse repo rate sebagai suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jika suatu investasi ditawarkan dengan imbal balik jauh melebihi suku bunga acuan Bank Indonesia, sudah seharusnya kita curiga, karena penyelenggara investasi resmi akan melakukan pengelolaan dana melalui cara resmi pula. Dengan demikian metode pengelolaan dana akan tetap mengacu pada patokan pasar resmi, dengan dasarnya yaitu suku bunga acuan Bank Indonesia.

Ilustrasi: superaktif.net
Ilustrasi: superaktif.net
Cara sederhana untuk memastikan kewajaran dari imbal balik investasi adalah dengan membandingan harga pasar yang dirilis oleh pihak resmi, misalnya jika untuk bunga dapat mengacu kepada reverse repo rate  Bank Indonesia atau untuk pasar modal mengacu kepada harga pasar KSEI.

Investasi Ilegal

Modus penawaran investasi ilegal alias abal-abal sebetulnya sederhana. Jika calon investor jeli dan kritis, sebetulnya penawaran oknum penjual investasi tersebut dapat langsung dicurigasi keabsahannya.

1. Keuntungan Tinggi Dalam Waktu Singkat

 Oknum penjual produk investasi akan berupaya memikat calon korban dengan iming-iming keuntungan tinggi dan dapat diperoleh  dalam waktu singkat. Kedua variabel tersebut tak dapat dipungkiri dan memang menarik sehingga menjebak banyak korban.

Ilustrasi: andersonangel.com
Ilustrasi: andersonangel.com
Calon korban diwajibkan menyetor sejumlah uang, lantas dipikat dengan perhitungan keuntungan diluar batas wajar. Jauh melebihi patokan seperti suku bunga acuan Bank Indonesia. Dan semakin menarik keuntungan dapat diperoleh tanpa menunggu lama atau malahan ada yang berani menawarkan keuntungan dapat ditarik secara fleksibel.

2. Legalitas Tidak Jelas

Sudah pasti pihak yang menawarkan investasi ilegal tidak akan dapat menunjukkan izin resmi dari OJK. Jika ada itupun palsu. Legalitas tidak jelas mencerminkan ketidakpastian modal, tata kelola organisasi sampai dengan kemampuan dan pertanggungjawaban dari pihak pengelola dana. Dengan demikian bagaimana untuk memastikan kelangsungan usaha mereka, jika keberadaannya pun tidak dapat dipastikan secara hukum.

3. Pengelolaan Dana Tidak Transparan dan Dilakukan Bukan Oleh Profesional

Pengelolaan dana untuk investasi abal-abal hanya dilakukan melalui cara akal-akalan dan oleh pihak tanpa kemampuan profesional, sehingga metodenya pun serampangan. Mereka tidak akan bisa memberikan penjelasan secara transparan jika calon investor bertanya secara kritis.

Ilustrasi: enterpreneur.com
Ilustrasi: enterpreneur.com
Modus yang lazim dilakukan adalah dengan menggunakan teknik gali lubang tutup ubang. Artinya uang dari korban digunakan untuk memenuhi keuntungan yang ditarik oleh korban lain. Terus-menerus seperti itu, sebetulnya si pelaku tidak memiliki modal sama sekali. Modus seperti ini banyak ditemukan dalam money game yang merugikan banyak pihak, dengan skema ponzi uang korban hanya diputar sana-sini untuk menutupi dana yang ditarik investor.

***

Jika kita bermaksud berinvestasi, sebetulnya itu merupakan niat baik, karena dari investasi tersebut kita akan memperoleh manfaat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan juga meningkatkan kesejahteraan. Tetapi sebaiknya hati-hati dan gunakan logika sehat untuk menentukan pilihan investasi.

Mencari informasi mengenai pihak penyelenggara informasi dapat memberikan gambaran kompetensi mereka dalam mengelola investasi. Sebaiknya kita jeli dan berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, lebih baik dipelajari dan dikaji dengan seksama, karena hal ini akan menentukan nasib uang kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun