Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serius, Komedi Itu Tidak Bercanda!

15 April 2018   15:40 Diperbarui: 15 April 2018   21:02 2692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sejarah nusantara, contoh tokoh humor yang melintas peradaban dan nan abadi adalah karakter Punakawan. Kwartet yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong ini kerap muncul di pertunjukan wayang dan memberikan warna humor. Keempat karakter itu disinyalir telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

(Dokumentasi: goodnewsfromsindonesia.com)
(Dokumentasi: goodnewsfromsindonesia.com)
Dalam budaya Jawa, humor atau lelucon kerap disebut dengan istilah dagelan. Dan pertunjukan dagelan ini memang menjadi pertunjukan komedi tradisional yang mengakar dan pada masanya dahulu mengalami kejayaan.

Pertunjukan seperti halnya ludruk atau ketoprak, merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia telah mengenal komedi sejak jaman nenek moyangnya.

Manusia harus tertawa

Genre komedi dapat dikatakan sebagai salah satu genre yang dapat diterima oleh semua kalangan, pendapat ini rasanya masuk akal karena pada dasarnya manusia memiliki ekspresi emosi yang alami dalam bentuk tertawa.

Di sisi lainnya setiap manusia pasti memiliki rasa humor, terlepas dari bagaimana selera humor yang dapat memancing gelak tawa setiap manusia.

Tertawa adalah kebutuhan dan juga keinginan. Manusia perlu tertawa karena terkait dengan sisi emosional yang keluar dalam bentuk reflek yaitu tawa. Dan sudah menjadi naluri bahwa manusia menyukai hal-hal yang lucu karena adanya rasa humor dalam diri manusia. Jadi dengan sendirinya genrekomedi akan selalu memiliki penggemar.

Tertawa merupakan ekspresi yang ternyata berkaitan dengan jaringan saraf dalam anatomi tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Scott Weems dari University of Maryland mengungkapkan bahwa terdapat dasar ilmiah yang membuktikan komedi memiliki hubungan dengan tubuh dan pikiran manusia.

(Dokumentasi: mirror.co,uk)
(Dokumentasi: mirror.co,uk)
Komedi dan tertawa bersifat relieve stress. Scott Weems menjelaskan bahwa komedi memberikan efek emosional yang bertolak belakang dengan perasaan kecemasan dan kegelisahan. Dan melalui tertawa, manusia dapat melepaskan beta endorfin yang mampu meredakan depresi.

Dengan tertawa disinyalir otot saraf dalam anatomi tubuh manusia menjadi lebih rileks. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara sederhana bahwa efek tertawa memberikan dampak yang positif terhadap kesehatan tubuh dan psikologis.

Realita dalam bingkai komedi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun