Mohon tunggu...
Andriyana Lailissaum
Andriyana Lailissaum Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang mencoba berjalan lurus, menuju kebenaran sejati dengan tetap berfikiran terbuka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Penyebaran Berhala di Tengah Ajaran Ibrahim

23 Oktober 2016   20:38 Diperbarui: 23 Oktober 2016   21:14 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nabi Ibrahim dan Anaknya Ismail adalah orang yang membangun Ka’bah. Setelah itu mereka menyeru kepada umat manusia untuk melakukan ibadah haji. Beberapa tahun kemudian ka’bah menjadi pusat keagamaan di mekkah dan sekitarnya. Setelah meninggalnya Nabi Ibrahim mekkah dan sekitarnya penuh dengan berhala. Ajaran Islam mulai menyimpang dari jalan yang lurus. Konon katanya Ibadah menyembah berhala ini merupakan ibadah yang diciptakan oleh seorang yang bernama Amr Ibn Lubay

Amr Ibn Lubay adalah seorang pemimpin kabilah Khuza’ah. Dia gigih menyeru kepada kebaikan, gemar bersedekah dan tekun menjalankan perintah agama. Dia disukai oleh masyarakat, mereka tunduk kepadanya dan menyakini bahwa Amr Ibn termasuk ulama besar.

Suatu ketika Amr Ibn Lubay melakukan perjalanan ke Syam. Disana dilihatnya penduduk melakukan penyembahan terhadap berhala. Diyakininya hal itu merupakan perbuatan baik dan benar. Kemudian pulanglah dia ke mekkah membawa berhala yang bernama Hubal. Ditaruhnya berhala tersebut di tengah Ka’bah dan dia mengajak penduduk untuk menyembahnya. Hubal adalah berhala yang diyakini paling suci pada waktu itu. Setelah itu mulai muncul berhala di sekitar mekkah. Bahkan ketika Rasullullah melakukan penaklukkan mekkah terhitung ada 360 berhala di Baitullah. Kemusrikan mulai membudaya dan mendarah daging di masyarakat mekkah. Namun mereka merasa masih mengikuti agama Ibrahim.

Salah satu ritual aneh yang diyakini masyarakat mekkah pada waktu itu adalah perlakukan mereka terhadap unta. Diantara unta mereka ada yang disebut bahirah, sa ibah, washilah dan hami yang diperlakukan sedemikian rupa untuk berhala

Bahira : Unta yang air susunya khusus dipersembahkan kepada berhala, tidak boleh ada seorangpun yang boleh memerahnya

Saibah : Unta yang dibiarkan begitu saja untuk tuhan tuhan mereka, tidak boleh ditunggangi

Washilah : Unta betina yang melahirkan anak pertama betina, disusul anak kedua betina. Unta ini dibiarkan begitu saja untuk berhala

Hami : Unta jantan yang mampu membuntingi betinanya hingga 10 kali. Jika sudah genap 10 kali mereka menyerahkanya kepada berhala.

Kemudian Allah menurunkan ayat tentang hal ini :

Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan ham. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti (QS. Al-Maidah : 103)

Disebutkan dalam dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda “Aku melihat Amr Ibn Amir Ibn Lubay ususnya ditarik di dalam neraka (HR. Bukhari Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun