Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desa Umoja: Simbol Perlawanan dan Perjuangan Kaum Perempuan Suku Samburu

26 Februari 2025   07:00 Diperbarui: 25 Februari 2025   22:02 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: How to Visit the Umoja Women's Village in Kenya - Helen in Wonderlust (www.heleninwonderlust.co.uk)

Di tengah hamparan luas padang rumputKenya, terdapat sebuah desa yang unik dan penuh makna. Desa Umoja, yang berarti "persatuan" dalam bahasa Swahili, adalah tempat perlindungan bagi perempuan yang mengalami kekerasan, diskriminasi, dan pernikahan paksa. 

Didirikan pada tahun 1990 oleh Rebecca Lolosoli, desa ini menjadi simbol perlawanan kaum perempuan terhadap praktik-praktik adat yang merugikan mereka. Lebih dari sekadar tempat berlindung, Desa Umoja adalah bukti nyata bahwa perempuan dapat hidup mandiri, mengelola ekonomi sendiri, dan membangun komunitas yang berdaya.

Desa ini telah berkembang menjadi model bagi komunitas lain yang ingin memberikan tempat aman bagi perempuan yang tertindas. Kisah para perempuan di Umoja telah menarik perhatian dunia, menunjukkan bahwa ketahanan dan keberanian dapat mengubah nasib seseorang. 

Tidak hanya itu, desa ini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan bagi generasi muda, terutama bagi perempuan yang ingin melepaskan diri dari sistem patriarki yang telah lama membelenggu mereka.

Sejarah Desa Umoja

Awal Mula Pembentukan

Rebecca Lolosoli, seorang perempuan dari suku Samburu, mengalami kekerasan setelah berbicara tentang hak-hak perempuan. Ia dan beberapa perempuan lain yang mengalami nasib serupa akhirnya memutuskan untuk mendirikan komunitas sendiri di sebidang tanah yang kemudian mereka namai Umoja. 

Desa ini berkembang menjadi tempat aman bagi perempuan yang melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga, pernikahan anak, dan praktik mutilasi genital perempuan (FGM).

Pada awalnya, pendirian desa ini mendapat banyak tantangan, termasuk ancaman dari para lelaki di komunitas Samburu yang merasa bahwa perempuan tidak seharusnya hidup tanpa kehadiran laki-laki. Namun, para perempuan di Umoja tetap bertahan, memperkuat komunitas mereka dengan berbagi pengalaman dan menciptakan sistem dukungan yang kuat. 

Seiring waktu, desa ini berkembang dan mulai menarik perhatian organisasi hak asasi manusia yang ingin mendukung perjuangan mereka.

Alasan Pendirian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun