Gaya penulisan Kahlil Gibran memiliki tiga ciri khas, yaitu:
- Memakai gaya simbolis dan kias dalam membahas dan khususnya dalam mengkritik sesuatu. Gibran sering menggunakan metafora, alegori, dan personifikasi untuk menyampaikan pesan-pesannya yang mendalam dan filosofis. Contohnya adalah dalam puisi "On Children" dari buku The Prophet, ia mengibaratkan anak-anak sebagai anak panah yang dilepaskan dari busur orang tua mereka.
- Romantisme, yakni kecenderungan terhadap kehidupan alami, sesuai dengan fitrah dan kodrat dimana perasaan dipakai sebagai dasar utama, dan menganalisa segala sesuatu dalam keindahannya. Gibran mengagumi keindahan alam, cinta, dan kemanusiaan, serta mengekspresikan perasaannya dengan bahasa yang puitis dan emosional. Contohnya adalah dalam puisi "On Love" dari buku The Prophet, ia menulis tentang bagaimana cinta dapat membawa sukacita dan kesedihan sekaligus.
- Tidak terlalu terikat dengan aturan-aturan baku tata bahasa dalam mengungkapkan ide sebagaimana khas para penyair. Gibran lebih mengutamakan makna dan gaya daripada bentuk dan struktur. Ia juga menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan jelas, tanpa banyak hiasan atau perulangan. Contohnya adalah dalam puisi "On Giving" dari buku The Prophet, ia menulis tentang bagaimana memberi adalah sebuah kebajikan yang tidak perlu dipaksakan atau dibanggakan.
Gaya penulisan Gibran ini tercermin dalam karya-karyanya yang berupa puisi prosa, seperti The Prophet, The Madman, The Broken Wings, dan lain-lain. Karya-karyanya ini banyak menginspirasi orang-orang di seluruh dunia dengan kebijaksanaan dan spiritualitasnya.
Tema-tema karya Kahlil Gibran
Tema-tema yang diangkat oleh Kahlil Gibran dalam karya-karyanya adalah:
- Humanisme universal, yaitu pandangan yang menghargai kemanusiaan sebagai nilai tertinggi dan menganggap semua manusia sebagai satu umat tanpa membedakan agama, ras, bangsa, atau budaya. Gibran menulis karya-karyanya dengan semangat toleransi, persaudaraan, dan perdamaian antara manusia. Contohnya adalah dalam puisi "On Religion" dari buku The Prophet, ia menulis tentang bagaimana agama hanyalah jalan menuju Tuhan yang berbeda-beda bagi setiap orang.
- Perpaduan budaya Timur dan Barat, yaitu penggabungan antara nilai-nilai tradisional Timur yang bersifat mistis, religius, dan kolektif dengan nilai-nilai modern Barat yang bersifat rasional, ilmiah, dan individualis. Gibran menulis karya-karyanya dengan memadukan unsur-unsur dari kedua budaya tersebut. Contohnya adalah dalam puisi "On Reason and Passion" dari buku The Prophet, ia menulis tentang bagaimana akal dan perasaan harus seimbang dalam hidup.
- Kematian dan keabadian, yaitu pemahaman tentang makna dan tujuan hidup dan kematian, serta harapan akan kehidupan setelah kematian. Gibran menulis karya-karyanya dengan menghadapi kematian dengan penuh keberanian, optimisme, dan keyakinan. Contohnya adalah dalam puisi "On Death" dari buku The Prophet, ia menulis tentang bagaimana kematian adalah sebuah pembebasan dari belenggu duniawi dan sebuah perjalanan menuju keabadian.
- Kerinduan akan tanah air, yaitu perasaan cinta dan rindu terhadap tanah kelahiran yang ditinggalkan karena berbagai alasan. Gibran menulis karya-karyanya dengan mengungkapkan kerinduan dan kecintaannya terhadap Lebanon, tanah airnya yang indah dan kaya budaya. Contohnya adalah dalam puisi "On My Country" dari buku The Garden of the Prophet, ia menulis tentang bagaimana ia merindukan Lebanon sebagai ibu yang melahirkan dan membesarkannya.