Tidak semua orang lahir dalam berkelebihan dan keberuntungan,tetapi semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bahagia.pernyataan tersebut menggambarkan ungkapan keadaan anak-anak yang ada berada dipelosok sintang.hidup disebuah daerah yang masih jauh dari hiruk pikuk perkotaan dan masih bersuasana pedesaan dengan alam yang melekat dalam diri mereka,bahkan untuk mengenal internet saja mereka masih tertinggal jauh karena terbatasnya koneksi dan sinyal yang tidak memungkinkan mereka untuk menjangkaunya.sangat beda dengan anak-anak dikota yang dominan menggunakan internet sebagai alat komunikasi dan bahan ilmu pengetahuan untuk mereka belajar dan mencari tugas pekerjaannya dengan menggunakan internet.
Internet bagi generasi muda dikota Pontianak mungkin sudah hal yang tidak asing lagi bahkan sudah menjadi suatu alat yang mendarah daging ditubuh mereka.hal ini sangat jauh berbeda dengan dengan anak yang berada dipelosok perkampungan kalbar,kesulitannya dalam menjangkau internet dizaman milenial seperti sekarang ini sangat jauh berbeda bagi mereka.tidak hanya itu para anak dipelosok juga susah untuk akses belajar menuju kesekolah mereka karena jalan dan transportasi yang tidak memadai dan sulit untuk dilewati bagi mereka, hal ini disampaikan langsung oleh guru disuatu sekolah dasar  Sri Rumandini yang sangat mengaku kesulitan untuk menuju kesekolah karena jalan yang sangat tidak memadai dan rusak.
 Banyaknya hal yang mungkin membuat mereka berbeda dizaman milenial saat sekarang ini.ternyata benar dengan realita yang saat ini ditemui dikehidupan didaerah perbatasan sangat memprihatikan sudah seharusnya kepedulian itu mulai dari diri kita sendiri apapun bentuknya kita juga punya hak menyuarakan hal ini untuk dapat terdengar oleh masyarakat luas.keadaan ini membuat kita seharusnya bersyukur dengan keadaan yang mendukung dan masih ditaraf hidup yang layak dan bisa menggunakan internet sebagai media belajar dizaman milenial ini.
