Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Lapotani, Starup Bernuansa Pengabdian

8 Juni 2020   17:36 Diperbarui: 8 Juni 2020   18:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu permasalahan petani yang paling sering menjadi hambatan adalah pemasaran. Ditengah perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, Kita masih menemukan fakta bahwa masih banyak petani tidak mengetahui sistem marketing secara online.

Pertumbuhan starup-starup yang terus berkembang di era digital seharusnya menjadi peluang bagi petani untuk dapat berdaulat atas produk pertanian milik mereka sendiri. Bukanlah sebuah cerita baru jika petani sering kita lihat kesulitan dalam memasarkan produk mereka sendiri.

Petani lebih mengandalkan para pengepul yang memiliki modal besar untuk memborong produk mereka lalu dijual kepasar. Para petani menjadi terpatok dengan harga yang diberikan pengepul yang tidak memperhitungkan besar biaya produksi petani.

Pada hakekatnya hal ini terjadi karena sistem pasar masih dikuasai oleh para pemodal yang lebih memahami siklus permintaan konsumen. Kelemahan inilah yang membuat petani sering kali kehilangan kedaulatannya atas produknya sendiri. Keuntungan lebih besar diperoleh oleh para distributor dibandingkan biaya produksi petani itu sendiri.

Melihat Kelemahan petani dalam melakukan akses terhadap konsumen inilah yang membuat beberapa Alumni  FP USU bekerjasama dengan Alumni Mikroskill dan beberapa mahasiswa Triguna Dharma membangun sebuah Starup khusus bagi para petani yaitu Lapotani. Sebuah marketplace baru yang bertujuan untuk mendekatkan para petani dengan konsumennya.

Lapotani Webinar (dokpri) 
Lapotani Webinar (dokpri) 

Starup Lapotani kemarin dipresentasikan dalam sebuah diskusi terbatas yang dilakukan dengan beberapa alumni yang berkutat di dunia pertanian dan peternakan. 

Sunggul Simajuntak (Co-advisor), Isten Tamba (CEO) dan Fitri Situmorang (COO), Budi N. Laia (CTO) dan Frans E. Napitupulu (Full Stack Developer) menjelaskan apa yang menjadi latar belakang cita-cita dibangunnya Lapotani.

Lapotani adalah startup yang bergerak dibidang marketplace digital produk-produk pertanian, perikanan dan peternakan yang ber kantor di Medan, Sumatera Utara. Berdiri sejak 2020, ditengah-tengah pandemic Covid-19. Lapotani memungkinkan petani dapat langsung memasarkan produk mereka secara cepat, transparan dan langsung ke konsumen (end user) tanpa harus melalui rantai bisnis yang panjang.

Dengan adanya Lapotani, pembeli juga dapat mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau, langsung dari petani.
Lapotani akan terus menggagas konsep pertanian berbasis digital hingga ke pelosok negeri. Memberikan layanan jual-beli, kurir dan layanan lapo sebagai media edukasi dan informasi kepada petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun