Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosopi dari Ketidakwarasan, Tidak Perlu Ada Ego

7 Mei 2020   21:08 Diperbarui: 7 Mei 2020   23:39 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
facebook.com/anto.galunk

Buuuuk.. !!!

(suara dentuman kepala menyentuh lantai) 

kemudian kulihat sebuah percakapan menarik
G  :"Bang.. bagi duitlah"
AB: "knapa kau jatuh?" (Sambil merogoh kantong)
G: " licin bang"
AB : "kok lewat yang basah" (sembari memberi selembar uang Rp 2000)
G :" namanya juga orang gila bang, gak sadar aku itu lixin. Terimakasih bang"
Kami tersenyum melihatnya berlalu sembari sempoyongan memegang kepala.

Pernahkah kita berpikir? Apakah orang kurang waras  pernah memikirkan apa yang anda pikirkan tentang dirinya?

Seandainya saja mereka memikirkan pikiran  kita maka mereka pasti tidak akan pernah kita temui dipinggiran jalan dan emperan toko disekitar daerah kita dengan pakaian berantakan dan urakan.  Ketidak sadaran diri mereka  malah menyadarkan kita bahwa ada sebuah bentuk kesadaran dari diri mereka.

Mereka tidak perduli akan apa yang namanya ego. Jika lapar minta makan, Jika mengantuk ya tidur dan pikiran orang ya pikirin aja sendiri ngapain gue pikirin. 

facebook.com/anto.galunk
facebook.com/anto.galunk
Hebatnya karena tidak memiliki ego diri mereka malah bisa survive dalam kehidupan ini dan tidak sedikit malah mendapat simpati dari banyak orang. Seperti Tekno yang cukup dikenal dikawasan Helvetia karena selalu nongkrong di SPBU jalan Kapten Sumarsono dengan Pedang besi Tumpul,  dan entah sudah berapa puluh tahun Dia tetap ada disana hingga dijuluki Panglima Pedang Pelindung Helvetia.

Kemudian bagaimana dengan kita pada situasi saat ini? Terlalu banyak ego, keinginan dan hasrat yang pada akhirnya malah membuat kita kehilangan simpati dari banyak orang dan mempersulit kita untuk dapat survive. Jabatan pekerjaan dan status sosial tampa sadar membuat kita sulit untuk bertahan pada situasi saat ini. Waktu dimana kita harus bertahan dengan segala cara tetapi sesuai dengan norma-norma yang ada pastinya.

Saya cukup memberi apresiasi saat ini kepada beberapa kawan-kawan yang berani menghilangkan ego untuk dapat survive dalam masa pandemi saat ini. Saya melihat bagaimana teman-teman berjualan sayurmayur, buah-buahan, produk kesehatan, ikan teri,  dan bebagai produk MLM lainnya di media sosial.

Kenapa saya kagum? Mereka sepengetahuan saya orang-orang yang bisa dikatakan  memiliki status sosial yang cukup baik dan tergolong cukup tenar dalam kehidupan bermasyarakat. Tapi mereka mampu menekan ego untuk dapat survive dalam situasi saat ini.

Kemudian bagaimana dengan kita? Masih saja merengek-rengek menyalahkan pemerintah dan keadaan saat ini, seakan-akan kita berada pada situasi lebih susah dari orang gila yang ada di emperan jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun