Hampir tiga bulan kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 digelar, namun kita menemukan sisi yang sangat menjemukan. Pasalnya, pertarungan gagasan, program, dan tawaran kebijakan terlihat sangat timpang.
Singkatnya, satu kandidat sibuk menjual gagasan, program, dan capaian kerjanya ke masyarakat. Di sisi lain, penantangnya hanya menabur keburukan, kampanye negatif, dan kebohongan ke publik. Tentu saja ini sangat timpang.
Diakui atau tidak, koalisi politik yang dibangun oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini hanya sibuk menggali keburukan pemerintahan petahana saja. Apa yang 'dijual'nya sangat minim dengan gagasan yang bernas, program kongkret ataupun kebijakan alternatif yang lebih baik. Ini kenyataannya.
Alih-alih menawarkan sebuah visi untuk 'Indonesia Adil dan Makmur', sebagaimana slogannya, para pendukung Prabowo-Subianto ini justru banyak memberikan kritik, nyinyiran, bahkan cenderung menghabiskan waktunya untuk  menjelek-jelekan pemerintah.
Parahnya, kejelekan yang diekspose itu pun sebagian besar juga mengandung hoaks dan kebohongan. Sama sekali tak berbasis data. Misalnya soal stabilitas pangan, kemiskinan, gaji guru 20 juta, dan tingkat literasi rendah yang pernah diekspose beberapa waktu lalu.
Tak ada gagasan alternatif sama sekali. Inilah yang menjemukan.
Terang saja Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin terlihat sedikit kesal. Pasalnya, mereka tak mendapatkan perlawanan yang seimbang dari lawannya.
Harusnya gagasan dilawan dengan ide, program dibantah dengan program, dan capaian kerja disangkal dengan prestasi dari kubu oposisi. Ini pasti akan menarik. Demokrasi bisa 'hidup' dalam menawarkan kepemimpinan yang terbaik.
Sedikit protes itu seperti yang disampaikan oleh Direktur Kampany TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Benny Ramdhani, ketika berbicara dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Network bertajuk 'Hitam Putih Kampanye Pilpres' di D'consulate Resto and Lounge, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (15/12) lalu.
Menurut Benny, pendukung Prabowo-Sandi selama ini tak pernah membicarakan prestasi yang pernah dicapai Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Para pendukung Prabowo justru mem-posting mengeksplor kejelekan-kejelekan, keburukan Jokowi. Tidak pernah mereka membicarakan tentang Pak Prabowo," kata Benny, sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (16/12).