Mohon tunggu...
andri muhammad
andri muhammad Mohon Tunggu... serikat pekerja seluruh indonesia -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

terserah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Tuduhan Antek Asing, dan Usaha Kuasai SDA Kembali

17 November 2018   17:52 Diperbarui: 17 November 2018   18:35 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:MartirNKRI.com

Beberapa waktu lalu, Hutomo Mandala Putra atau sering dikenal Tommy Soeharto menjadi pembicaraan publik lagi karena mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Tak hanya berhenti di situ saja, dia juga getol mengkritik beberapa proyek Reformasi.

Tommy memang fenomenal di kancah politik Indonesia. Dari seluruh anggota Keluarga Cendana, dia dianggap sebagai simbol Orde Baru yang par excellence. Berwajah ganteng, murah senyum, kaya raya, dan bergaya parlente. Bila tak salah lihat, kita seperti memandang Soeharto di masa muda.

Di bidang politik pun juga sama. Bungsu Soeharto ini sekaligus yang paling gigih memupuk harapan bisa kembali terjun ke politik sejak bebas dari penjara pada 2006. Dia ingin melanjutkan hasrat dan cita-cita berkuasa Bapaknya, yang harus terpotong di tahun ke-32.

Karena terlempar dari posisi strategis di Partai Golongan Karya--partai Bapaknya dulu- Tommy tak patah arang. Dia banting setir membentuk Ormas Laskar Merah Putih, dan akhirnya pada 2016 resmi mendirikan Partai Beringin Karya (Berkarya). Agendanya jelas: mengembalikan cara pengelolaan negara seperti masa Orde Baru.

Menjelang Pemilu 2019, dia dan anggota Keluarga Cendana lainnya, berulang kali melontarkan kritikan pedas terhadap rezim Jokowi-JK saat ini. Mereka merasa kondisi hari ini tak lebih berhasil ketimbang rezim ayahnya dulu.

"Reformasi janjikan KKN hilang, tapi nyatanya makin parah. Utang luar negeri semakin besar. Investasi asing pun semakin dimanja," Begitu kata Tommy dalam sebuah pidato politik yang digelarnya di Sentul beberapa waktu lalu.

Ada satu kata yang menarik di sana, katanya 'investasi asing semakin dimanja'. Kata ini perlu di-'bold', dan diberikan cetak miring karena yang berbicara adalah anak kandung Soeharto. Benarkah demikian? Apakah hari ini asing lebih berkuasa di Indonesia? ataukah, Jokowi antek asing?

Untuk menjawab itu, mudah saja. Tommy sebagaimana politikus lainnya di Indonesia sangat lemah soal data dan amatan pada fakta. Dia lebih banyak mengandalkan naluri, dan indera penciuman politis saja. Baginya paling penting adalah panggung, dibandingkan soal akurasi kebenaran yang diverifikasi data dan fakta di lapangan.

Pertamina Pemegang Saham Terbesar Kembali

Mendengar tuduhan dirinya antek asing, sebagaimana yang diungkapkan di atas, Presiden Joko Widodo merasa sangat geram sekali. Apalagi sebutan pemerintah antek asing itu semakin sering muncul di tahun politik

Padahal selama 4 tahun pemerintahannya, Jokowi selalu berusaha mengembalikan kekayaan Indonesia ke pangkuan Ibu pertiwi. Dikembalikan kepada negara untuk anak cucu Indonesia. Untuk ini, Jokowi berani menggaransi bukti banyaknya tambang perusahaan asing yang kini direbut oleh RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun