Mohon tunggu...
andri muhammad
andri muhammad Mohon Tunggu... serikat pekerja seluruh indonesia -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

terserah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga Pangan Stabil, Inflasi Rendah, dan Jokowi Blusukan ke Pasar

5 November 2018   16:59 Diperbarui: 5 November 2018   17:27 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beragam tudingan dari berbagai pihak terus menghampiri Presiden Joko Widodo. Salah satunya mengenai harga komoditas pangan yang saat ini semakin tak terkendali, sehingga membuat masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan.

Sejauh ini, barisan pendukung Prabowo-Sandi banyak 'menggoreng' isu tersebut hingga menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Bahkan, Sandi sendiri mengatakan jika kondisi tempe hari ini setipis ATM dan harga makanan di Jakarta lebih mahal dibandingkan dengan Singapura.

Namun benarkah demikian?

Bila merujuk data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) sepanjang Bulan September hingga Oktober 2018 ini, tak ada komoditas pangan yang mengalami kelonjakan harga.

Harga relatif stabil untuk sejumlah bahan pangan yang ada di pasar tradisional secara nasional. Mulai dari beras, daging ayam, telur ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, gula pasir, cabai rawit, dan cabai merah.

Stabilitas harga itu tak datang dengan sendirinya. Pemerintah bekerja keras untuk menjaga stabilitas harga pangan secara nasional, salah satunya dengan menjaga inflasi agar tetap rendah.

Untuk mengendalikan stabilitas harga pangan itu, pemerintah mengambil sejumlah tindakan, antara lain melalui keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, maupun koordinsi dan komunikasi yang efektif.

Alhasil, memang benar sepanjang dua bulan tersebut inflasi itu tercatat rendah. Bahkan, pada September 2018 kondisnya bukan inflasi, melainkan deflasi (penurunan harga).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada September 2018 mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Hal ini didorong harga komoditas menurun pada September 2018.  

Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2018 sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2018 (year to date) sebesar 2,22 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,16 persen.

Kinerja pengendalian inflasi oleh pemerintah memang kian baik. Indonesia juga kian terbiasa melakukan mitigasi fluktuasi ekonomi global. Pada rentang 2014---2017, inflasi terus menurun, dari 8,36% (2014) berturut-turut menjadi 3,35% (2015), 3,02% (2016) dan 3,61% pada 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun