Mohon tunggu...
Andri Limka
Andri Limka Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang tertarik membaca, menulis, dan membagikannya kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kursi Tempel

27 Desember 2021   11:44 Diperbarui: 27 Desember 2021   12:22 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus. Gambar oleh Freedommail dari Pixabay. 

Dalam pencarian di google mengenai kata "kursi tempel", yang kutemukan adalah gambar kursi-kursi kayu atau besi yang ditempel atau dilekatkan pada dinding. Selain itu, ada pula referensi harga kursi tersebut yang dijual di berbagai situs jual beli daring.

Sebenarnya bukan itu hasil pencarian yang aku harapkan. Kursi tempel yang aku maksudkan adalah kursi tambahan untuk penumpang dalam sebuah bus.

Kata kursi tempel baru pertama kali aku dengar kala melakukan perjalanan menggunakan sebuah bus dari Pematangsiantar menuju Sibolga. Aku menggunakan bus malam yang tiba menjemput dari Medan sekitar pukul 22.50 WIB.

Saat masuk ke dalam bus, aku kaget karena melihat beberapa orang di bagian belakang bus duduk nyempil di lorong bus atau diantara para penumpang yang duduk di kursi normal. Mereka duduk pada sebuah kursi plastik tanpa sandaran.

Waktu itu ada satu teman saya yang tidak kebagian tempat duduk, padahal sudah dipesan sebelumnya. Aku pun melapor pada kernet. Ternyata ada penumpang yang seharusnya duduk di kursi tempel namun saat itu ia duduk di kursi penumpang reguler.

Aku tidak begitu tahu mengenai sistem kursi tempel. Apakah itu sebuah permainan perusahaan bus ataukah permainan kernet dan supir bus. 

Dugaanku itu adalah permainan kernet dan supir yang ingin mencari untung lebih dari perjalanan bus namun tidak diketahui perusahaan bus. Mungkin saja harga tempat duduk di kursi tempel tidak sama (lebih murah) dengan kursi reguler. 

Karena perjalanan selama kurang lebih 7 jam dari Pematangsiantar menuju Sibolga dengan sekali singgah di Parapat tentu bukan hal yang menyenangkan bagi penumpang yang duduk di kursi tempel bila bayarannya sama dengan penumpang di kursi reguler.

Alasan selanjutnya adalah perusahaan bus tentu tidak ingin nama baik busnya tercemar dan menjadi buruk oleh adanya kursi tempel yang sungguh membuat resah penumpang di kursi reguler. Sebab adanya kursi tempel membuat bus tambah pengap dan sesak. Karena semakin banyak penumpang dalam bus dari yang seharusnya. Selain itu juga adanya kursi tempel menghalang jalan menuju toilet yang tersedia dalam bus.

Pengadaan kursi tempel dalam bus tidak seharusnya dilakukan. Sebab selain soal kenyamanan penumpang, juga soal keselamatan. Setiap bus tentu memiliki standar berat bus yang seharusnya bila bus diisi penuh oleh penumpang di kursi yang telah disediakan (dengan tetap memperhatikan berat barang yang dibawa penumpang).

Bus yang diisi penuh ditambah adanya kursi tempel tentu menambah berat bus yang melebihi kapasitas bus yang seharusnya. Bisa saja itu berdampak pada kondisi ban yang kemudian pada keselamatan penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun