Mohon tunggu...
Andri Limka
Andri Limka Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang tertarik membaca, menulis, dan membagikannya kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"I Care a Lot", Do I Really Care?

13 Juli 2021   07:40 Diperbarui: 13 Juli 2021   07:41 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

I Care a Lot merupakan sebuah film yang dirilis pada 2020 dan telah sukses mengantarkan pemeran utama film Rosamund Pike memenangkan penghargaan sebagai Aktris Terbaik dalam ajang Golden Globe Award 2020.

Kualitas akting dari seorang Rosamund Pike sungguh tidak perlu diragukan lagi. Bila menilik dari film-film terdahulunya sebut saja Gone Girl (2014) dan Return to Sender (2015) (Setidaknya dua film tersebut yang telah saya tonton), Rosamund Pike berhasil menunjukkan karakter yang sangat kuat dari tokoh yang diperankannya. 

Ada sebuah karakter khas yang hanya dapat diperankan olehnya (tonton saja film yang disebutkan di atas untuk membuktikannya). Maka tidak heran bila untuk kali ini, ia layak dan pantas mendapat penghargaan yang cukup bergengsi untuk ukuran insan perfilman internasional.

Kembali ke soal film, I Care a Lot mengangkat isu cerita yang tidak biasa. Berkisah tentang seorang perempuan dan sahabat spesialnya (Kalau penasaran seberapa spesial mereka berdua, tonton saja film ini) yang memiliki perusahaan perwalian harta benda seseorang yang sudah lanjut usia (manula). 

Jadi manula-manula yang tidak berdaya lagi (fisik dan psikis) dan butuh perhatian khusus diasuh oleh sebuah Rumah Sakit Jompo dan harta benda pasien dikelola oleh perusahaan perwalian.

Sekilas sungguh tampak mulia intensi tersebut, namun Marla Grayson (Rosamund Pike) dan sahabat spesialnya Fran (Eiza González) memiliki motif lain dalam pengelolaan harta benda itu. Beberapa pasien mendapat perwalian dengan alasan yang tidak wajar. Pada suatu waktu (menjadi inti cerita) mereka harus berurusan dengan seorang manula yang memiliki jaringan dengan mafia Rusia.

Akhir cerita, setelah pertikaian yang cukup alot, mereka (pihak Grayson dan mafia Rusia) memilih jalan tengah dengan bergabung dan membentuk sebuah perusahaan perwalian yang kemudian menjadikan Grayson sebagai seorang pengusaha muda yang sangat sukses. 

Namun apa daya, ia harus mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan di tengah puncak “kesuksesannya”. Pada akhirnya ia dibunuh (ditembak) oleh seorang anak yang tidak diperbolehkan melihat kondisi ibunya yang berada di Rumah Sakit Jompo meski saat ajalnya. Lantas semua yang ia peroleh dan perjuangkan berakhir sia-sia.

Dari judul saja, dapat kita ketahui bahwa film ini mengambil tema kasih sayang, yang mana perasaan ini tentu lebih dari sebuah rasa “cinta”. Ada unsur yang ingin ditonjolkan yaitu rasa kepedulian terhadap seseorang tidak hanya untuk kekasih atau pasangan hidup, tetapi juga orang tua, keluarga, teman, ataupun sahabat.

Namun di sisi lain, rasa kasih sayang yang ditampilkan dalam film ini juga memiliki makna yang lain. Adanya kasih sayang palsu seolah-olah peduli terhadap seseorang tetapi ada maksud tertentu dibaliknya (memanfaatkan ketakberdayaan untuk mengeruk harta kekayaan).

Film yang menurut saya sangat bagus dan mengajarkan tentang moral. Bagaimana sesungguhnya harus mengasihi dan peduli kepada sesamanya (tanpa ada motif tertentu). Kasih yang murni dan tulus yang seharusnya tidak ada maksud tertentu dibaliknya. Bagaimana mesti ada totalitas dari kasih tersebut terlepas dari segala kepentingan pribadi yang selalu mengikuti kita dan seolah tidak pernah cukup (harta).

Ada lagi yang menarik meski tidak baik juga untuk dipraktikkan dalam hidup, yaitu kegigihan, keberanian, keuletan, dan kerja keras. Marla Grayson secara terang-terangan mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dan hasrat pribadinya harus ada usaha yang jelas tidaklah biasa-biasa saja.

Tetapi kembali lagi ke pepatah “setinggi-tingginya tupai melompat pasti akan jatuh juga”. Begitulah nasib Marla Grayson yang seolah-olah ia sudah di puncak kesuksesan setelah berbisnis dengan Peter Dinklage (mafia Rusia dan juga anak dari ibu yang dimasukkan ke dalam Rumah Sakit Jompo atas alasan yang tidak wajar – hanya untuk mengambil kekayaan). Kenyataan pahit harus diterima dan Grayson harus membayar mahal atas “kesalahan” yang ia buat di masa silam.

Sesuai dengan subjudul di atas, mari bertanya dalam diri: Seberapa tuluskah saya peduli dan mengasihi sesama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun