Mohon tunggu...
Andri Dwi
Andri Dwi Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar ilmu manajemen di suatu universitas di Malang

I want to write, cause they stuck in my head

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Nabung Saham, Jangan Asal Ikut

23 Januari 2021   21:22 Diperbarui: 23 Januari 2021   21:44 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nabung saham akhir-akhir ini terutama saat masa pandemi sangatlah trendy. Terlebih per Juli 2020 jumlah investor di Pasar Modal tumbuh 22% atau menjadi 3,02 juta akun. (sumber data : Ksei (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Artinya, nabung saham ini populer di kalangan masyarakat.

Nabung saham sendiri merupakan kegiatan yang membeli persentase kepemilikan perusahaan. Saat melakukan pembelian atau menabung, artinya layak disebut sebagai pemegang saham dan berhak atas perolehan keuntungan perusahaan sesuai dengan persentase kepemilikan.

Kegiatan menabung saham ini berbeda dengan kegiatan menabung di celengan atau di bank. Menabung saham memungkinkan mendapat keuntungan dari perubahan harga saham tersebut. Namun, saham ini juga memiliki resiko yang cukup. Jika salah langkah saja dalam mengambil keputusan saat membeli saham, bisa jadi bukan keuntungan yang didapat.

Jangan menabung saham karna teman - teman memamerkan portofolionya yang berwarna hijau, atau iming - iming akan mendapatkan profit 10 kali lipat dalam sebulan dari modal yang ditabungkan. JANGAN ! Karna menabung saham bersifat jangka panjang dan keuntungan yang besar itu, tidak bisa didapatkan secepat kilat.

Karna, ketika mengikuti orang lain, maka kemungkinan akan menyalahkan orang lain utamanya saat mengalami kesalahan analisa maupun kerugian. Lain cerita kalau mendapatkan kerugian atau kesalahan itu akibat pengambilan keputusan sendiri. Maka akan lebih legowo dan menerima jika itu adalah kesalahan sendiri. Sehingga kedepannya akan lebih hati-hati dan belajar dari kesalahan.

Agar terhindar dari kejadian tersebut, yang paling mudah adalah dengan belajar Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental secara garis besar fungsinya untuk memilih perusahaan yang mana yang akan dibeli sahamnya. Sedangkan Analisa Teknikal menentukan kapan waktu yang pas atau diharga berapa melakukan transaksi beli atau jual.

Kemudian, hindari rasa FOMO (Fear Of Missing Out) karna dapat menimbulkan rasa ingin ikut membeli saham yang sedang euphoria, seperti yang akhir-akhir ini terjadi karna 'pom-pom' artis terhadap salah satu saham. Ingat kembali kalau menabung saham bersifat jangka panjang.

Nabung saham bukan cara cepat menjadi kaya, tetapi cara tepat menjadi kaya. Nabung saham tanpa ilmu high risk, high return. Berbanding terbalik dengan nabung saham menggunakan ilmu low risk, high return. Intinya sebelum menabung saham, pelajari dahulu tentang saham. Jangan asal ingin cuan cepat. 

Author : Andri Dwi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun