Mohon tunggu...
Andri Asmara
Andri Asmara Mohon Tunggu... Musisi - Penulis

Musik adalah serpihan bebunyian surga yang jatuh ke dunia.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Senja dan Lirik Klise Lainnya

16 April 2019   21:11 Diperbarui: 17 April 2019   16:43 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sejak Payung Teduh sukses dalam album Dunia Batas (2012), musik folk di Indonesia mengalami gejolak dan antusiasme yang tinggi. Musik folk muncul ke permukaan setelah tertidur beberapa dekade. 

Gaya folk berhasil menjadi trendsetter baik dari segi musik, gaya lirik, dan bahkan  fashion. Banyak musisi folk angkatan lama terekspos, dan banyak musisi baru yang bermunculan. Masifnya pertumbuhan musik ini mengubah style industri musik Indonesia bahkan sampai 5 tahun berikutnya.

Ciri musik yang santai, mengalir, dengan progresi akor yang manis layaknya mayor 7, konsep instrumentasi minimalis, menjadi unsur karakternya.

Alunan beat yang banyak terpengaruh dari penggabungan bossas, bahkan kroncong, seringkali balada, terpadu apik menjadi sajian yang ramah di pendengaran. Sedangkan ciri lirik musik banyak berisi cerita cinta yang naratif, sedikit puitis ala pujangga baru dalam membuat ungkapannya. Lalu ada juga yang berisi kekaguman dengan peristiwa alam, atau protes terhadap birokrasi negara. Gaya ini dinilai berhasil mempengaruhi gaya penulisan lirik musik di Indonesia dewasa ini.

Pada dekade lalu, musik pop melayu merajai selera masyarakat Indonesia. Sangat kontras jika dibandingkan dengan gaya musik folk. Pop melayu lebih kepada tentang kecengengan dua insan beradu cinta. Banyak juga didapati reminiscenza antara lagu satu dengan yang lain, bahkan band satu dengan yang lain sulit untuk dicari perbedaannya. Tema yang tak jauh dari insan jatuh cinta, putus cinta, perseligkuhan, perpisahan, secara eksplisit dilagukan secara mendayu.

Oleh karena itu pemilihan diksi lirik musik melayu berbeda dengan folk. Walaupun sama-sama bertema cinta, pop melayu lebih lugas dalam mengekspresikan. Seperti dalam lirik lagu ST12 "Putuskanlah saja pacarmu, lalu bilang I Love You Padaku". Gaya ini menyebabkan musik pop melayu menawarkan suasana yang dekat dengan lapisan masyarakat dalam cara berinteraksi, masalah asmara, dan banyak hal menjalani kehidupannya. 

Sedangkan folk lebih dengan ungkapan yang bertujuan menimbulkan kesan implisit seperti lagu Banda Neira "Kau di liang yang satu, ku disebelahmu". Gaya ini memiliki arti yang tak langsung dipahami tanpa pendekatan referensi sastra. Pemaparan lirik yang implisit secara makna banyak dipakai oleh musisi folk untuk menguatkan kedalaman sebuah lagu.

Namun, akhirnya musik folk menemukan stagnasinya sendiri. Lirik yang seragam digunakan banyak musisi untuk menggambarkan suasana seperti kopi, senja, hujan, embun, lembayung, dll. Kopi dilambangkan sebagai kesederhanaan cara manusia untuk melepas stress dari rutinitas harinya, atau bisa juga sebagai media pemantik obrolan antar manusia. 

Senja dillambangkan sebagai suasana yang menenangkan, estetik, dan sarat akan filosofi. Sedangkan hujan dilambangkan sebagai romantika dua insan dimadu cinta dan memori kenangan masa lalu. 3 Kata itu terbukti ampuh sebagai daya jual musik folk dari musik sidestream awalnya lalu bergeser menjadi mainstream.

Bisa kita dengarkan lagu musisi folk mainstream seperti Payung Teduh, Segara, Rusa Militan, Float, White Shoes, Danilla, Fourtwenty dan banyak lagi band yang lain yang menggunakan kata senja di lagu mereka. Kata senja yang dipakai mereka kadang termaktub pada judul, atau hanya dalam reff / verse. Seperti contoh "Menuju Senja" Payung Teduh, "Senja di Ambang Pilu" Danilla, "Diskusi Senja" Fourtwenty. 3 lagu tersebut sebenarnya hanya contoh, karena masih banyak judul dan penggunaan kata senja yang masif digunakan dalam musik folk. Mungkin senja dianggap mewakili interpretasi masyarakat dalam memandang metamorfosis waktu, perubahan, keindahan, waktu yang terbatas, dan waktu usainya rutinitas pekerjaan.  

Selain senja, "hujan" merupakan kata favorit para musisi folk, seperti Banda Neira "Hujan di Mimpi", Payung Teduh "Angin Pujaan Hujan", dan Frau "Mesin Penenun Hujan". Sepertinya suasana hujan dan senja mungkin banyak mempunyai kedekatan emosional dengan kenangan manusia, sehingga para penikmat musik merasa terwakili.         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun