Palangka Raya -- Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalimantan Tengah mempercayakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara (HMPS HTN) Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya untuk membantu proses penanganan kabut asap yang berdampak langsung kepada masyarakat melalui pembagian masker gratis.
Bantuan masker yang berjumlah 1000 buah itu diserahkan langsung oleh Kepala BPB-PK Provinsi Kalimantan Tengah yang saat itu diwakili oleh Tenaga Administrasi, Heni Kurniawati, S.E., kepada Wakil Ketua HMPS HTN, Heykal Azriel Liani.
"Karhutla adalah persoalan kita bersama, sehingga kerjasama antar lembaga itu penting, seperti dengan adek-adek mahasiswa ini misalkan", ujar Heni saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada HMPS HTN.
Peserta aksi kali ini berasal dari Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Program Studi Hukum Tata Negara yang terdiri dari angkatan 2017, 2018 dan 2019. "Kami kompak, sepakat, bahwa dalang karhutla adalah musuh kita bersama", lanjut Heykal.
Aris Kurnia Hikmawan, selaku Ketua HMPS HTN menyampaikan bahwa pihaknya sangat terbantu dengan adanya bantuan masker ini. "BPBD sangat sigap kalau masalah karhutla, apalagi kalau bicara kabut asap", ungkap Aris. Diketahui pihaknya mengirimkan permohonan bantuan masker di luar jam operasional kantor semestinya. "Kemarin kami ke sana jam setengah 5 sore, dan tadi pagi langsung dihubungi untuk ambil maskernya", lanjut Aris.
Pembagian masker kali ini juga diisi dengan aksi sosial menanggapi peristiwa kabut asap yang tak kunjung selesai. Dengan membentangkan kertas karton yang berisikan tulisan-tulisan sindiran, pihak HMPS HTN berharap bahwa pemerintah pusat juga melihat Kalimantan sebagai bagian dari Indonesia. Seperti tulisan, "Lebih baik mabuk cinta daripada mabuk asap", atau tulisan lainnya seperti, "Kalimantan paru-paru dunia, Kalimantan juga bagian dari Indonesia #saveborneo #jokowilihatkalteng" ramai dibentangkan di lokasi aksi pada 4 titik lampu merah pada sekitaran ruas Jalan M.H Thamrin, Jekan Raya, Kota Palangka Raya.
"Kami berharap persoalan kabut asap lebih serius ditangani daripada mati listrik di Jakarta", tutup Andri Mulyanto, selaku Kordinator Aksi peduli karhutla ini.