Soal kaderisasi dan seleksi internal partai politik? Tidak perlu resah dan gelisah. Sepanjang memimpikan kemenangan, perpindahan keanggotaan bisa terjadi. Bahkan, sudah ada strategi transfer pemain, meskipun tidak bisa dibuktikan. Sudah mirip industri sepak bola dengan kisah transfer pemain untuk mendapatkan pemain bintang.
Terakhir adalah hak dipilih untuk mewakili daerah. Perwakilan daerah ini akan menduduki kursi DPD. Masalahnya, perwakilan daerah malah berbaju parpol.Â
Bukankah keterwakilan parpol telah mendapatkan jatah kekuasaan di DPR/DPRD. Inilah pemilik nafsu, kalau enggak tembus di caleg, iya maju calon DPD. Sehingga tokoh lokal atau politisi non parpol harus tersingkir dari perjuangan politik. Kejadian ini seperti orang yang lagi pacaran tapi sudah mau poligami. Sudah punya satu pacar tapi masih tambah pacar yang lain dengan alasan masih diterima oleh pasangan.
Kalau tidak juga berhasil di pemilu. Jangan bersedih hati. Masih ada ruang di pemilihan kepala daerah (pilkada). Apalagi jika punya sedikit alat jaminan untuk memborong parpol.Â
Bisa-bisa paslon tunggal dan melawan hantu bernama kotak kosong. Tapi, kita perlu hati-hati, pengalaman di Makassar telah membuyarkan bahwa hantu bisa mengalahkan calon yang berujud manusia. Gila loe indro asyik-asyik warkop dki, sudah kumpulan parpol, masih juga kalah sama kotak kosong.
Sekarang, jika kita memiliki hak, ingat kalau merasa punya hak, untuk memilih dan dipilih. Maka, gunakan cara perjuangan cinta. Jangan asal terima janji manis dan rayuan. Ingat, bahwa semua yang manis hanya saat berjuang.Â
Setelah dapat, kasih tak lanjut ampas dibuang. Lebih baik menggantung perasaan. Pura-pura terayu dan terima semua gombalan ditambah traktiran. Tapi tidak menjanjikan pilihan, apalagi mau dicoblos saat berjuang.
Begitu juga nasehat untuk pemilih hak memilih dalam menentukan siapa yang dipilih. Janji politik tidak perlu di kritik. Terima saja semua janji sembari mencatatnya di ingatan. Kalau ada ajakan makan atau ngopi bersama, terima saja karena tidak ada doa menolak rezeki. Pada saat memilih, balik ke paragraf awal. Anda bebas memilih satu, semua, tidak memilih atau tidak hadir untuk memilih.
Tapi, sebaik-baiknya para pemilik hak untuk memilih adalah pemilih yang mengawasi dan memantau semua gerak-gerik pemilik hak dipilih. Jangan sampai ada korban rayuan janji manis politik.Â
Selamatkan orang sekitar dari pilihan yang akan disesali. Karena salah memilih pasangan akan rugi seumur hidup. Salah memilih pemimpin dan wakil rakyat, kita akan rugi tujuh turunan akibat perangai poliTIKUS.