Muhammad Hanif Dhakiri, sang Pembantu Presiden bidang ketenagakerjaan ini menjadi narasumber penuh semangat di acara Kompasianival tahun 2018.
"Dulu pekerjaan jelas, gajinya sedikit. Sekarang, pekerjaan tidak jelas, gajinya besar," Kata Dhakiri kepada kompasiner.
Menurut sang menteri, pekerjaan penulis dan pencipta konten memiliki peluang untuk kaya lebih cepat. Pekerjaan yang menyenangkan sesuai dengan kekinian. Generasi millenial berhasil membangun konsep kerja sejak dini dengan menggunakan internet.
Hanif Dahikir dengan kaos bertuliskan "Menteri Jaman Now" penuh semangat menyampaikan beda pekerjaan dulu dan sekarang. Misalnya, dahulu orang sangat mengidolakan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil. "Cita-cita jadi PNS. Lalu anak jadi PNS. Kemudian punya mantu PNS," katanya.
Akan tetapi, jaman sekarang, Hanif Dhakiri menyebutkan bahwa sudah banyak bukti anak muda yang lebih berhasil (baca: kaya). Anak muda yang berinovasi secara terus menerus. Produksi konten, tulisan, video, atau apliaksi. Sehingga, banyak pengguna (user) yang memberikan reward dengan nilai (penghasilan) tinggi.
Dengan menggunakan handphone, seorang anak bisa merekam kejadian. Baik yang bermamfaat, lucu atau sekedar menceritakan kisah humanis. Lalu, rekaman itu menjadi tontonan menarik di youtube. Dengan program adsense, pemilik akun youtube berhasil memiliki kantor, membuka lowongan pekerjaan dan membagi rezeki kepada youtuber lain.
Selain itu, warganet harus merubah cara pandang. Beberapa media, seperti facebook dan twitter telah menjadi maha media berita. Siapa pewartanya? Kita semua pemilik akun tersebut. "Kita semua mengabarkan dari apa yang kita kerjakan sampai curhat di medsos," kata Menteri Ketenagakerjaan Indonesia itu.
Apakah pemilik akun mendapatkan reward dari semua konten di medsos? Belum tentu. Tapi, apakah tetap gartisan? Nitizen bisa merubah konten di medsos. Menjadi suatu konten yang berharga dengan tarif tertentu. Bisa sebagai konsultan konten. Atau membuka ruang berkelanjutan dari konten ke marketing di pasar nyata.
Sebagai catatan akhir. Katanya, sang menteri juga kompasiner loh. Nah, jika Menteri saja sudah menulis dan memiliki akun di kompasiana. Kamu kapan bergabung di kompasiana? Jangan tunggu, lama-lama, nanti ketinggalan momentum.