Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Resep Bisa Menulis dengan Cepat

26 November 2018   03:36 Diperbarui: 26 November 2018   13:33 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay)

Bagaimana caranya bisa menulis? Satu pertanyaan yang sering terucap. Bagaikan pertanyaan yang sulit terjawab. Apakah benar. Tidak juga. Namun, jika kita menanyakan kepada seorang penulis. Bagaimana dia bisa menulis. Maka, banyak jawaban dari berbagai pelatihan menulis.

Akan tetapi, si penanya belum juga menghasilkan satu tulisan. Kira-kira begitulah kata hati. Tidak salah, jika merasa tulisan adalah buku, jurnal, makalah, atau opini di koran. Tetapi, tidak benar juga, jika kita merasa tidak mampu atau belum pernah menulis.

Kenapa demikian? Alasannya adalah karena setiap hari kita memproduksi tulisan. Tanpa kita sadari, meskipun singkat. Kadang-kadang cukup panjang. Seperti contoh: tulisan di twitter, facebook, instagram atau status/history. Semuanya adalah produk si penulis. Sehingga, terbantahkanlah bahwa kita tidak bisa menulis. Karena, setiap saat kita telah menulis.

Seandainya, tulisan yang dianggap tulisan, sekurang-kurangnya berbentuk essay atau opini di koran. Maka, jawabannya tidaklah sulit dan tidak mudah. Istilah anak medan, "sulit-sulit, gampang lah". Meskipun saya bukanlah penulis yang hebat. Sebagaimana para penulis yang menjadi langganan kolom opini koran setiap waktu. Saya akan berusaha berbagi tentang bagaimana menulis bebas, lepas dan sesuka hati.

Yang Aku Suka

Pertama-tama, cobalah rumus awal ini. Apa yang kita sukai? Apakah membicarakan orang? Atau membandingkan kerja orang lain? Bisa juga, kita suka mendendam perasaan. Atau menyukai sesuatu hal. Terserah. Apakah menyukai seseorang.

Apabila kita menyukai sesuatu hal. Mulailah menulis tentang 'yang disukai' tersebut. Misalnya, kita menyukai hal-hal buruk seseorang. Coba tuliskan, apa hal buruk itu. Lalu, bagaimana seharusnya. Mungkin kita akan menulis dengan lancar. Jika selesai, masuklah ke babak selanjutnya, coba tuliskan hal-hal yang buruk menurutmu dari kinerja seorang pejabat. Kemudian, berikan solusinya. Selesai satu tulisan.

Melawan Tulisan Lain

Atau, ada satu tulisan yang tidak kita sukai. Mungkin berbeda pendapat. Maka, carilah tulisan itu. Kemudian, jawab tulisannya. Dengan isu yang sama, mungkin kita bisa membalasnya melalui teori yang berbeda. Atau data tandingan. Bisa jadi, cara pandang dan solusi yang berbeda.

Melawan tulisan orang lain, adalah salah satu cara yang mudah dalam menulis. Isu yang sama memudahkan kita menemukan sudut pandang yang berbeda. Sehingga, ada waktunya, kita belajar menulis dengan meng-copy paste tulisan itu. Jadikan objek tandingan, ubah setiap paragraf, lawan pandangan si penulis. Lalu akhiri dengan penutup yang berbeda. Jadi, cukup mudah bagi pemula dalam menulis.

Surat Adalah Kunci

Cara lain adalah dengan menulis surat. Memang lucu, kenapa saya memberi usul menulis surat. Akan tetapi, mari kita renungkan sejenak. Para penulis dahulu juga seorang yang terbiasa menulis surat.

Misalnya, surat untuk orang tua dengan tujuan memberi kabar. Menulis surat untuk teman dengan maksud berbagi cerita. Atau menulis surat untuk pujaan hati. Dengan rayuan maut, lengkap gombalan sakti pemberi harapan. Surat adalah karya tulis yang ampung untuk melatih kita dalam hal menulis.

Memang, zaman dimana teknologi semakin canggih. Kebiasaan menulis surat sudah hilang. Tergantikan dengan chattingan, telp bahkan videocall. Tanpa disadari, kemampuan menulis kita berkurang dari masa kemasa.

Oleh sebab itu, cobalah kembali menulis surat. Isinya sesuai dengan apa yang ingin kita tulis. Misalnya, surat untuk Presiden, Anggota DPR, Politisi, Penegak Hukum, Ekonom, Sastrawan dan sebagainya. Tulislah dengan bahasa sederhana. Seakan-akan kita sedang bertegur sapa dan ngobrol di salah satu sudut warung kopi.

Menulis Suara

Nah, ini adalah salah satu jurus rahasiaku. Saat pertama kali tulisan dimuat oleh koran lokal di Sumatera Barat. Tulisan kolom opini itu berasal dari rekaman suara. Perdebatan dan diskusi yang seru. Lalu, ku tulis dan dimuat. Cukup mudah.

Pada waktu itu, sedang ribut soal korupsi. Kebetulan ada senior yang hobby menceramahi siapa saja. Tanpa dia sadari, tanganku menyalakan alat perekam suara di telpon pintar. Lalu, kutanyai dia dengan banyak persoalan. Dengan sendirinya, sang penceramah menyampaikam gagasan. Cukup lama, hingga berjam-jam.

Kemudian, aku menuliskan apa yang kami diskusikan. Untuk memberikan penguatan atau menambah paragraf. Aku memutar rekaman suara, lalu menuliskannya pada catatan awal yang sudah kusiapkan. Inilah cara paling mudah dalam menulis. Tinggal mencari orang yang kita anggap pakar. Lalu tanyai dan diskusi, jangan lupa direkam. Kemudian, ketik di notebook/leptop sembari mendengar rekaman.

Setelah selesai, baru ke tahap editing. Coba perhatikan setiap paragraf. Jika terasa sudah cukup. Baca sekali lagi dan kirim ke media.

Jurus Sakti

Terakhir, jurus sakti yang semua orang mengetahuinya. Tetapi, kesaktian jurus ini membutuhkan pengorbanan. Waktu, pikiran, tenaga, komitmen dan keseriusan. Jurus ini bernama menulislah.

Iya, tidak ada jurus sakti apapun untuk belajar menulis. Karena sejatinya kita semua terbiasa menulis. Mulai dari kecil sampai sekarang. Menulis pelajaran di kelas, mengerjakan tugas, menulis diary atau catatan harian, sampai berkeluh kesah di facebook.

Jika kita ingin menulis, ya menulis saja. Tidak ada yang akan membantumu untuk menulis. Kecuali dirimu sendiri. Tidak ada yang sulit, karena setiap waktu kita bicara. Dan pembicaraan itu menjadi tulisan. 

Sepanjang hari kita mengomentari status orang lain. Yang itu juga merupakan tulisan. Lalu, kenapa kita membatasi diri dengan kata tidak bisa menulis? Jangan resah dan gelisah. Semua tulisan adalah karya akal manusia. Semua berharga bagi mereka yang memahami bahwa tulisan itu adalah kerja-kerja pengabdian dan keabadian.

Mulailah

Sekarang, menulislah. Ingat, jangan pernah menilai tulisanmu saat sedang menulis. Selesaikan satu tulisan. Kemudian tutup layar komputer. Ambil waktu istirahat sejenak.

Setelah itu, buka kembali layar itu. Lihat setiap kata, kalimat dan paragraf. Jika perlu suatu teori dan data. Coba tanya ke buku-buku yang ada di rak bukumu. Atau ke mbah google juga boleh. Ambillah yang perlu dengan menuliskan sumber kalimat.

Sekarang, kirim tulisanmu kemanapun kamu sukai. Jangan menunggu. Jika target dimuat oleh koran. Tetaplah menulis, minimal satu tulisan perhari. Anggap sebagai bank tulisan. Menulislah dari hari senin sampai sabtu. Lalu, pada hari minggu adalah waktu mengedit dan menyempurnakan. Kemudian kirim ke media yang kita tuju.

Setidaknya, setiap minggu kita mengirimkan enam tulisan. Jika tulisan di minggu kemarin tidak dimuat. Jangan bersedih. Tinggal pindahkan ke media online seperti blog dan kompasiana. Pada waktu tertentu, kumpulan tulisan di blog dan kompasiana akan menjadi buku. Selamat menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun