Mohon tunggu...
Andri Oktovianus Pellondou
Andri Oktovianus Pellondou Mohon Tunggu... Dosen - Saya senang dunia Filsafat, Sains, dan ilmu Sosial

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Siapakah Aku dan Apa Itu Agama?

18 September 2022   15:23 Diperbarui: 18 September 2022   23:43 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat ngajar Filsafat, Antropologi, mau pun sosiologi agama, saya sering bereksprimen dengan mahasiswa. Saya sering bertanya siapa kamu? Lalu saya meminta mereka mendefinisikan diri mereka. Kadang ada yang menyebut namanya. Misalkan nama saya Matheos.

Saya akan balik bertanya, "apakah semua yang bernama Matheos adalah kamu?" Lalu nanti ada yang menyebut ciri ciri fisik, "saya adalah yang berhidung pesek, dan sebagainya.." 

Ada juga yang menyebut kualitas diri, "saya adalah anak yang baik, dll" dan pertanyaan saya ke mereka masih sama, "Apakah semua orang yang pesek, baik, dan bla bla bla adalah kamu?". Setelah mereka lelah, barulah saya perjelas pertanyaan saya, "apa esensi dirimu yang membedakan kamu dari yang bukan kamu?"

Setelah itu saya mengajak mereka mendefinisikan apa itu agama. Apa genus dari agama dan apa diferensianya? Ada yang menjawab, "agama adalah kepercayaan kepada Tuhan". " Bukankah konsep Tuhan hanya ada di agama agama semawi seperti Kristen, Islam, dan Yahudi?". 

Lalu bagaimana dengan Hindu dan Budha?Atau bagaimana dengan Konghucu? Apakah mereka juga menggunakan konsep Tuhan? Mungkinkah agama adalah sistem kepercayaan? Itu berarti komunisme, dan Atheisme juga adalah agama. 

Begitu juga dengan semua sistem kepercayaan lainnya. Lalu mana garis batas yang jelas yang membedakan agama dari bukan agama? Lagi lagi ada kesulitan mendefinisikan agama. Gordon Haddon Clark menjelaskan kesulitan mendefinisikan agama dengan baik. Banyak ahli Sosiologi Agama juga mengakui kesulitan mendefinisikan agama.

Setelah selesai bereksprimen dengan definisi diri atau individu dan definisi agama, saya coba menunjukan perbedaan kesulitan dalam mendefinisikan manusia dan agama. Kita mudah mendefinisikan manusia tapi kita kesulitan mendefinisikan individu individu yang dicakup oleh manusia atau kita kesulitan mendefinisikan spesiesnya. Sebaliknya dalam konteks agama, kita kesulitan mendefinisikan agama sebagai genus tapi kita mudah mendefinisikan spesiesnya.

Dalam hal manusia, kita kesulitan mendefinisikan spesies dari manusia "siapakah aku?" "Siapakah dia?" "Siapakah kamu?". Kita bisa bilang aku adalah manusia. Artinya kita bisa menentukan genus dari aku, dia, dan kamu. 

Tapi apa diferensia atau ciri pembeda antara aku dan dia dan kamu? Atau apakah esensi dari aku yang membedakan aku dari dia dan kamu? Dalam kasus ini, kita bisa mendefinisikan genusnya, yaitu siapakah manusia? " Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi". 

Jelas binatang bukanlah manusia, begitu juga tumbuh tumbuhan, dan sebagainya. Manusia satu satunya ciptaan berakal budi. Genus manusia adalah makhluk ciptaan dan esensi yang membedakan manusia dari ciptaan lain adalah akal budi.

 Tapi bagaimana mendefinisikan individu??Apa diferensia atau ciri pembeda yang menjadi esensi dari aku yang membedakan aku dari kamu dan dia? Hidung pesek, hidung mancung, kulit putih, kulit gelap dan berbagai ciri fisik yang kita sebut serta berbagai kualifikasi diri pun dimiliki oleh orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun