Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Seorang Pengamen: Keikhlasan untuk Memberi atau Mengabaikan!

1 November 2021   17:30 Diperbarui: 1 November 2021   18:06 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret seorang pengamen pinggir jalan dengan gitarnya (sumber: suara.com)

Profesi pengamen sudah sangatlah umum di Indonesia. Banyak sekali pengamen berseliweran di seluruh antero Indonesia, baik di desa atau kota, entah tua sampai muda, bahkan anak kecil sekali pun dapat kita temui menjadi pengamen.

Dengan gitarnya mereka berkeliling rumah sambil menyanyikan lagu yang kadang kala terdengar cukup fals.

Bicara soal pengamen, banyak masyarakat Indonesia yang cenderung memandang sebelah mata hal ini. Pengamen dianggap sebagai profesi atau pekerja informal yang rendah dan hanya untuk orang-orang yang malas, serta kerap disalahgunakan.

Memang anggapan ini tidaklah sepenuhnya salah, sebab pada kenyataannya masih banyak anak muda yang mengamen yang sebenarnya mereka masih mampu bekerja yang layak, belum lagi anak muda yang uang nya hanya ia gunakan untuk mabuk bersama teman-temannya di warung atau dimanapun, inilah yang membuat masyarakat enggan memberi pengamen.

Apalagi bila masih muda, mengamen, hasilnya dibuat mabuk, dan ngamennya asal genjreng, malah makin membuat malas untuk diberi, atau dilihat, bahkan sampai dicaci.

Meski begitu, sebetulnya banyak sisi yang dapat kita lihat dan ambil hikmahnya dari seorang pengamen. Pernyataan diatas mungkin sisi lain yang mungkin membuat kita muak dengan sosok pengamen.

Namun perlu kita ketahui, banyak juga orang diluar sana yang sebetulnya memang tidak ingin mengamen, tapi karena himpitan ekonomi dan kesulitan memperoleh pekerjaan, pada akhirnya menjadi pengamen mungkin jadi solusi bagi mereka.

Kita tidak bisa sepenuhnya dengan serta merta membenci semua pengamen begitu saja, ini tidak bisa kita pukul rata.

Seiring berkembangnya zaman, pengamen kini sudah membenahi diri dengan memberikan inovasi yang agaknya cukup menarik, yaitu mengamen dengan berbagai alat musik seperti angklung, gamelan, dan jidor, setidaknya tidak terkesan ala kadarnya.

Pengamen seperti ini biasanya gerombolan anak muda yang mangkal di pinggiran lampu merah ataupun keliling jalanan.

Disisi lain, masih banyak diluar sana kita temui para orang tua yang sudah lanjut usia dengan berbagai kekurangan yang ada menjadi pengamen dipinggiran jalan hanya ingin membeli sesuap nasi, entah tidak punya keluarga atau ditinggalkan anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun