Bicara dari segi sosial, semua keputusan Gita Savitri dan sang suami mengenai kehidupan keluarga memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Sebab setiap individu berhak mengatur diri mereka sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Meski begitu, kehadiran anak memang sekirannya sangatlah penting, dimana dengan hadirnya buah hati disisi kita, secara tidak langsung akan mendewasakan pribadi kita sebagai orang tua.
Menimang anak, mengajak bermain, bersekolah, mengaji, mengajarkan sopan santun, serta bersosialisasi akan membuat kita bisa lebih memahami arti kehadiran seorang anak dalam keluarga.
Bila kita berpedoman hanya pada akal, inilah yang terjadi, kehadiran anak dalam keluarga dianggap tidak terlalu penting, malah ada yang cenderung berkata anak itu merepotkan.
Lantas apa yang kita cari dalam membina keluarga? Having fun? Berduaan terus menerus?
Tidak, kita pasti akan tua, akan ada masanya kita butuh anak disisi kita untuk merawat disisa umur kita nanti ketika sudah menua.
Saat muda mungkin kita bisa bilang kehadiran anak bisa ditunda, namun seiring berjalannya waktu, tentu akan timbul berbagai penyesalan karena tidak kunjung hadirnya buah hati.
Sedangkan dalam perspektif agama, khususnya Islam, kehadiran anak merupakan sebuah anugerah dari Sang Pencipta dan sumber kebahagiaan dalam keluarga.
1. Kehadiran dapat menyejukan suasana hati dalam sebuah keluarga, hal ini tertera dalam Al Quran pada Qs. Al Furqan Ayat 74.
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa."
Dari kutipan ini, dapat kita ambil pelajaran bahwa kehadiran anak bisa membuat hati orang tua menjadi lebih tenang dan bahagia.
Selain itu, anak juga termasuk perhiasan bagi orang tua, hal ini tertera pada Al Quran Qs. Al Kahfi ayat 46.