Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sisi Lain dari Pencopet

25 Juni 2021   17:35 Diperbarui: 25 Juni 2021   17:32 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencopet sedang melakukan aksinya (travel.tempo.co)

Pada kesempatan kali ini, mimin akan sedikit mengulas sisi lain dari seorang penjahat. Sebelum itu, kita perlu tahu apa definisi dari penjahat.

Menurut KBBI, definisi penjahat adalah orang yang jahat, seperti pencuri, perampok, dan penodong. Sedangkan secara umum, penjahat dapat kita artikan sebagai seseorang yang melakukan suatu tidakan yang bertujuan buruk pada orang lain dan menimbulkan kerugian, baik kerugian batin atau materi.

Mari kita bicara spesifik lagi mengenai penjahat, dimana penjahat adalah pelaku kejahatan dan kejahatan adalah tindakan merugikan dari seorang penjahat. 

Salah satu bentuk tindak kejahatan yaitu mencopet. Seseorang yang melakukan disebut pencopet. Pencopet merupakan salah satu simbol keburukan atau bahkan bisa dibilang sampah masyarakat.

Mencopet sendiri sudah bukan rahasia umum lagi, terutama didaerah perkotaan. Mencopet merupakan tindakan kejahatan yang tidak pandang umur, kasus nya pun beragam, baik muda maupun tua pernah terlibat didalamnya. Mencopet sendiri secara sederhana yaitu tindakan mengambil barang seseorang secara diam-diam, biasanya barang yang diambil adalah yang berukuran kecil sampai sedang, seperti dompet, ponsel dan perhiasan.

Pencopetan diperkotaan sering kali menyasar daerah keramaian seperti pasar, terminal dan angkutan umum. Tempat ini dipilih untuk menghindari ketahuan karena tertutup oleh keramaian masyarakat yang berlalu lalang.

Sebenarnya sudah banyak peristiwa dimana pencopet yang ketahuan dan kemudian dihakimi oleh warga, bahkan ada yang sampai tewas. Lantas meskipun begitu, tindak pencopetan masih marak terjadi seakan tidak memberi efek jera bagi pelaku.

Mengapa bisa demikian? Tentu hal ini tidak lepas dari keadaan ekonomi, mari kita lihat dari sisi yang lain. Semua orang tentu tidak ingin terlahir menjadi seorang penjahat, kita semua ingin hidup kecukupan. Namun kenyataannya, didunia ini bila ada yang dikata orang kaya, maka ada orang miskin.

Sering kali copet bila tertangkap beralasan bahwa himpitan ekonomi yang membuatnya melakukannya, meskipun tidak jarang juga ada yang berbohong. Bila dilihat dari sisi manapun, mencopet memang tindakan yang salah dan tidak dibenarkan.  Namun bagaimana jika mencopet dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Memang kehidupan ini berasa tidak adil bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan.

Tidak memiliki biaya untuk sekolah, sehingga tidak bersekolah, tidak bekerja bukan karena malas, namun lamaran ditolak dimana-mana. Inilah yang menjadi faktor penyebab terjadinya tindak kriminal. Adanya ketimpangan sosial antara kelas atas dan kelas bawah. Sekalipun pemberian dana dari pemerintah, hal ini belum cukup mengatasi masalah kejahatan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun